Waspada, Tuberkulosis Bisa Menyerang Siapa Saja!

Setiap tahun, pada tanggal 24 Maret, dunia memperingati Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia. Peringatan ini bukan tanpa alasan. Tuberkulosis, atau yang sering disingkat TBC atau TB, masih menjadi momok kesehatan global yang serius. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.

Tuberkulosis

Yang paling mengkhawatirkan, penyakit ini tidak memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial. Tuberkulosis bisa menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, dari kalangan kurang mampu hingga mereka yang hidup berkecukupan. Itulah mengapa kewaspadaan dan pemahaman yang komprehensif tentang TBC adalah senjata terbaik untuk melawannya.


Apa Itu Tuberkulosis (TBC)?

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru (TBC Paru), namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerang organ lain seperti tulang, kelenjar getah bening, usus, atau selaput otak, yang dikenal sebagai TBC Ekstra Paru.

Penting untuk dibedakan antara Infeksi TBC Laten dan Penyakit TBC Aktif:

  • Infeksi TBC Laten: Bakteri TBC ada di dalam tubuh tetapi dalam keadaan tidak aktif (dormant). Orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala, tidak merasa sakit, dan tidak bisa menularkan bakteri kepada orang lain. Namun, bakteri suatu saat bisa aktif menjadi penyakit TBC.
  • Penyakit TBC Aktif: Bakteri telah aktif dan berkembang biak, menyebabkan timbulnya gejala. Orang dengan TBC aktif dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Bagaimana Cara Penularan Tuberkulosis?

TBC menular melalui udara. Ketika seseorang dengan TBC Aktif di paru-paru batuk, bersin, berbicara, atau meludah, mereka menyemburkan droplet (percikan dahak) yang mengandung bakteri TBC ke udara. Orang lain dapat tertular jika menghirup droplet yang mengandung bakteri tersebut.

Perlu diingat, penularan TBC TIDAK melalui:

  • Berjabat tangan
  • Berbagi makanan atau minuman
  • Berciuman
  • Menggunakan toilet yang sama
  • Berbagi sikat gigi

Siapa Saja yang Berisiko Tertular TBC?

Meskipun bisa menyerang siapa saja, beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan berkembang menjadi TBC aktif:

  1. Orang yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC aktif.
  2. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, diabetes, kanker, atau malnutrisi (gizi buruk).
  3. Perokok aktif dan pengguna narkoba.
  4. Tenaga medis yang sering berinteraksi dengan pasien TBC.
  5. Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan padat penduduk dan fasilitas kesehatan yang terbatas, seperti penjara, panti jompo, atau permukiman kumuh.

Gejala dan Tanda-Tanda Tuberkulosis

Mengenali gejala TBC sedini mungkin adalah kunci untuk pengobatan yang sukses dan mencegah penularan. Gejala TBC Paru aktif meliputi:

  • Batuk terus-menerus (berlangsung lebih dari 2-3 minggu) yang bisa disertai dahak atau darah.
  • Demam ringan dan berkepanjangan, terutama pada sore dan malam hari.
  • Keringat malam tanpa penyebab yang jelas.
  • Penurunan berat badan dan nafsu makan tanpa sebab.
  • Rasa lemas dan tidak bertenaga yang terus-menerus.
  • Nyeri dada terutama saat batuk atau bernapas dalam.

Untuk TBC Ekstra Paru, gejalanya sangat bervariasi tergantung organ mana yang diserang, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri tulang, atau kejang jika menyerang otak.

Diagnosis dan Pengobatan TBC

Jika Anda mengalami gejala di atas, segera konsultasi ke dokter atau fasilitas kesehatan. Diagnosis TBC biasanya melibatkan:

  • Pemeriksaan dahak untuk menemukan bakteri TBC.
  • Tes cepat molekuler (TCM) seperti Xpert MTB/RIF yang lebih akurat dan cepat.
  • Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru.
  • Tes kulit (Mantoux) atau Tes Darah (IGRA) untuk mendeteksi infeksi TBC laten.

Kabar baiknya, TBC BISA DISEMBUHKAN! Pengobatan TBC membutuhkan disiplin tinggi. Pasien harus minum kombinasi beberapa jenis antibiotik khusus selama 6 hingga 9 bulan tanpa putus. Pengobatan yang tidak tuntas (putus obat) justru akan menyebabkan TBC Resisten Obat (TB RO), yang lebih berbahaya, lebih sulit diobati, dan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama.

Program DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) yang dicanangkan pemerintah adalah strategi dimana pengawas minum obat (PMO) memastikan pasien minum obat secara teratur hingga tuntas.

Langkah-Langkah Pencegahan Tuberkulosis

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  1. Vaksinasi BCG: Vaksin BCG diberikan pada bayi untuk mencegah bentuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak (meningitis) pada anak. Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah TBC paru pada dewasa, vaksin ini tetap penting.
  2. Tutup mulut saat batuk atau bersin dengan tisu atau lengan baju. Buang tisu bekas ke tempat sampah.
  3. Hindari kontak erat dengan penderita TBC aktif hingga dinyatakan tidak menular.
  4. Jaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat: makan bergizi, olahraga teratur, istirahat cukup, dan kelola stres.
  5. Ventilasi yang baik: Pastikan rumah dan ruangan memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik, karena sinar matahari langsung dapat membunuh bakteri TBC.
  6. Skrining: Jika Anda termasuk kelompok berisiko tinggi, lakukan skrining TBC laten.

Menghilangkan Stigma dan Dukungan untuk Pasien

Stigma negatif bahwa TBC adalah penyakit orang miskin atau kutukan justru menghambat proses penanggulangan. Pasien sering kali takut untuk berobat karena dikucilkan. Padahal, dengan pengobatan yang tepat, dalam waktu 2-3 minggu, pasien biasanya sudah tidak menular lagi.

Dukungan keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memotivasi pasien menjalani pengobatan hingga tuntas. Edukasi yang benar akan memutus rantai penularan dan stigma tersebut.


Kesimpulan

Tuberkulosis adalah penyakit serius yang mengintai semua kalangan, tetapi bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kesadaran akan gejalanya, penanganan medis yang cepat dan tepat, serta disiplin dalam pengobatan, TBC dapat dikalahkan. Pencegahan melalui pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih adalah tanggung jawab kita bersama.

Jangan anggap remeh batuk yang berkepanjangan. Segera periksakan diri ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat. Ingat, dengan berobat hingga tuntas, Anda bukan hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga melindungi orang-orang yang Anda cintai dari penularan Tuberkulosis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *