Kanker payudara masih menjadi momok menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Globocan 2022, kanker payudara menempati posisi tertinggi dengan lebih dari 70.000 kasus baru di Indonesia. Kabar baiknya, deteksi dini secara signifikan dapat meningkatkan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan. Kunci utamanya adalah mengenali setiap gejala kanker payudara pada wanita sedini mungkin.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif berbagai gejala, faktor risiko, langkah pencegahan, dan pentingnya pemeriksaan mandiri.
Mengapa Mengenali Gejala Kanker Payudara Sangat Penting?
Kanker payudara terjadi ketika sel-sel di dalam payudara tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor. Jika tidak terdeteksi, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, tulang, paru-paru, dan hati. Deteksi pada stadium awal (stadium 0 atau 1) memberikan peluang kesembuhan hingga di atas 90%. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap setiap perubahan pada payudara adalah langkah pertama yang paling krusial.
Gejala dan Tanda Awal Kanker Payudara yang Perlu Diwaspadai
Gejala kanker payudara sangat beragam. Yang paling dikenal adalah benjolan, tetapi banyak tanda lain yang tidak boleh diabaikan.
1. Benjolan di Payudara atau Ketiak
Ini adalah gejala paling umum. Benjolan biasanya terasa keras, memiliki batas yang tidak rata, dan tidak sakit ketika ditekan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua benjolan bersifat kanker. Biopsi oleh dokter diperlukan untuk memastikannya.
2. Perubahan Ukuran, Bentuk, atau Kontur Payudara
Salah satu payudara mungkin tiba-tiba tampak lebih besar, lebih rendah, atau memiliki bentuk yang berbeda dari yang lain tanpa penyebab yang jelas.
3. Perubahan pada Kulit Payudara
- Kulit Kemerahan, Berlubang (Seperti Kulit Jeruk): Kulit payudara mungkin menebal dan memiliki pori-pori yang membesar, menyerupai tekstur kulit jeruk (peau d’orange).
- Iritasi, Ruam, atau Kulit Bersisik: Terutama di area sekitar puting.
- Penebalan Kulit: Terasa seperti ada area yang mengeras dibandingkan area sekitarnya.
4. Perubahan pada Puting Susu
- Puting Masuk ke Dalam (Retraksi): Puting yang sebelumnya normal tiba-tiba tertarik ke dalam.
- Keluar Cairan Abnormal: Cairan yang keluar bisa bening, kekuningan, kehijauan, atau berdarah, dan terjadi tanpa adanya tekanan atau rangsangan (bukan ASI).
- Rasa Gatal, Terbakar, atau Luka: pada puting susu yang tidak kunjung sembuh.
5. Nyeri pada Payudara atau Puting
Meskipun kebanyakan benjolan kanker tidak sakit, rasa nyeri yang menetap dan terpusat pada satu area bisa menjadi tanda yang perlu diperiksa.
6. Pembengkakan di Ketiak atau Sekitar Tulang Selangka
Kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak atau di sekitar tulang selakang sebelum tumor utama di payudara terasa membesar.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Memahami faktor risiko dapat membantu Anda lebih waspada. Faktor risiko dibagi menjadi dua:
1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah:
- Jenis Kelamin: Wanita memiliki risiko jauh lebih tinggi.
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia (kebanyakan didiagnosis di atas 50 tahun).
- Riwayat Keluarga: Memiliki ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan dengan kanker payudara.
- Riwayat Kesehatan Pribadi: Pernah menderita kanker payudara atau penyakit payudara non-kanker tertentu.
- Faktor Genetik: Mutasi gen tertentu seperti BRCA1 dan BRCA2.
- Menstruasi dan Menopause: Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 55 tahun.
- Paparan Radiasi: Terutama pada area dada saat masih anak-anak atau remaja.
2. Faktor Risiko yang Dapat Diubah:
- Tidak Memiliki Anak atau Hamil di Usia Tua.
- Tidak Menyusui.
- Terapi Hormon pasca-menopause dalam jangka panjang.
- Kelebihan Berat Badan atau Obesitas terutama setelah menopause.
- Kurang Aktivitas Fisik.
- Konsumsi Alkohol secara berlebihan.
- Merokok.
Langkah-Langkah Pencegahan dan Deteksi Dini
Meskipun tidak ada jaminan mutlak untuk mencegah kanker, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk mengurangi risiko dan mendeteksinya lebih awal.
1. Penerapan Gaya Hidup Sehat
- Pertahankan berat badan ideal.
- Berolahragalah secara teratur (minimal 30 menit sehari).
- Batasi konsumsi alkohol.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang (kaya serat, buah, sayur, rendah lemak jenuh).
- Berikan ASI eksklusif jika memungkinkan.
2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Lakukan SADARI setiap bulan, sekitar 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi ketika payudara tidak lagi terasa kencang atau sakit. Untuk wanita menopause, pilih tanggal yang sama setiap bulannya. Kenali bentuk dan tekstur normal payudara Anda sehingga更容易 mendeteksi perubahan.
3. Pemeriksaan Klinis oleh Tenaga Medis
Lakukan pemeriksaan payudara oleh dokter atau perawat terlatih setidaknya sekali setiap 3 tahun untuk wanita di bawah 40 tahun, dan setiap tahun untuk wanita di atas 40 tahun.
4. Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan sinar-X khusus untuk payudara dan merupakan alat deteksi dini yang paling efektif. Disarankan untuk:
- Wanita berusia 40-44 tahun: Bisa mulai mammografi tahunan.
- Wanita berusia 45-54 tahun: Wajib mammografi tahunan.
- Wanita usia 55 tahun ke atas: Beralih ke mammografi setiap 2 tahun atau tetap lanjutkan tahunan.
Wanita dengan faktor risiko tinggi (seperti riwayat keluarga atau mutasi gen) mungkin perlu memulai skrining lebih awal dan lebih sering, sesuai anjuran dokter.
Kesimpulan: Jangan Tunda, Segera Periksa!
Mengenali gejala kanker payudara pada wanita adalah bentuk pertahanan terdepan dalam melawan penyakit ini. Jangan biarkan rasa takut atau mencegah Anda untuk memeriksakan diri. Ingat, sebagian besar benjolan payudara bukanlah kanker, tetapi hanya tenaga medis yang dapat memberikan diagnosis yang pasti.
Jika Anda menemukan satu atau lebih dari tanda-tanda yang disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah onkologi atau kandungan. Semakin dini terdeteksi, semakin banyak pilihan pengobatan yang tersedia, dan peluang untuk sembuh pun semakin besar.