Paracetamol (atau acetaminophen) adalah obat pereda nyeri dan penurun demam yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Hampir setiap rumah memilikinya, mulai dari bentuk tablet, sirup, hingga supositoria. Karena mudah didapat dan dianggap “aman”, banyak orang mengonsumsinya tanpa rasa was-was. Namun, di balik manfaatnya yang efektif, tersembunyi bahaya mematikan yang sering diabaikan: overdosis paracetamol.

Baik yang disengaja maupun tidak sengaja, overdosis paracetamol adalah penyebab utama gagal hati akut di banyak negara. Yang lebih mengkhawatirkan, gejala overdosisnya seringkali tidak langsung terasa, sehingga korban terlambat mendapat pertolongan medis.
Mengapa Overdosis Paracetamol Sangat Berbahaya?
Bahaya utama overdosis paracetamol terletak pada dampaknya terhadap organ hati (liver).
- Cara Kerja dan Titik Kritisnya: Paracetamol dimetabolisme (dipecah) di hati. Dalam dosis normal, hati memprosesnya dengan aman dan membuang sisanya melalui urine. Namun, ketika dosis melebihi kapasitas hati, racun yang disebut N-acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI) akan menumpuk.
- Serangan pada Sel Hati: NAPQI dalam jumlah banyak bersifat sangat reaktif dan merusak sel-sel hati secara langsung, menyebabkan kematian sel yang masif. Kerusakan ini dapat terjadi hanya dalam waktu 24-72 jam setelah konsumsi.
- Gagal Hati Akut: Kerusakan hati yang parah dan cepat akan berujung pada gagal hati akut. Hati tidak bisa lagi menjalankan fungsinya untuk menetralisir racun, menghasilkan protein, dan membantu pembekuan darah. Kondisi ini mengancam nyawa dan seringkali membutuhkan transplantasi hati sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
Berapa Batas Aman Konsumsi Paracetamol?
Memahami dosis aman adalah kunci pencegahan. Perhatikan pedoman umum berikut:
- Dosis Tunggal Maksimal untuk Dewasa: 500 mg – 1000 mg per kali minum.
- Dosis Harian Maksimal untuk Dewasa: Tidak lebih dari 4000 mg (4 gram) dalam 24 jam. Bagi mereka dengan faktor risiko (seperti pecandu alkohol atau penderita gangguan hati), batas aman bisa lebih rendah, yaitu 2000-3000 mg per hari.
- Interval Pemberian: Beri jarak minimal 4-6 jam antar dosis.
- Untuk Anak-Anak: Dosis disesuaikan dengan berat badan. Selalu baca aturan pakai pada kemasan atau ikuti anjuran dokter.
Peringatan Khusus: Hati-hati dengan produk obat kombinasi. Banyak obat flu dan batuk yang dijual bebas juga mengandung paracetamol. Jika Anda mengonsumsinya bersamaan dengan paracetamol murni, risiko overdosis tanpa disadari akan sangat tinggi. Selalu periksa label komposisi obat!
Gejala Overdosis Paracetamol (Tahap Berurutan)
Gejala overdosis berkembang dalam tahapan, dan inilah yang sering menipu korban.
- Tahap 1 (0-24 Jam):
- Gejala tidak khas dan mirip dengan sakit biasa.
- Mual, muntah, sakit perut, kehilangan nafsu makan.
- Korban mungkin merasa lelah dan berkeringat.
- Pada tahap ini, seringkali tidak ada gejala serius yang dirasakan.
- Tahap 2 (24-72 Jam):
- Gejala tahap pertama mungkin mereda, memberikan kesan seolah-olah membaik. Ini adalah periode “tenang” yang menyesatkan.
- Sementara itu, kerusakan hati sedang berlangsung.
- Mulai terasa nyeri di perut kanan atas (area hati).
- Tahap 3 (72-96 Jam):
- Tahap Gagal Hati. Gejala menjadi sangat parah:
- Muntah hebat.
- Penyakit kuning (kulit dan mata menguning).
- Kebingungan, disorientasi, dan mengantuk (ensefalopati hepatik) karena racun menumpuk di otak.
- Perdarahan abnormal (misal, gusi berdarah, mimisan).
- Urine berwarna gelap.
- Ini adalah tahap kritis yang mengancam jiwa.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Overdosis?
JANGAN TUNGGU GEJALA! Waktu adalah hati.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal diduga mengalami overdosis paracetamol (sengaja atau tidak sengaja), langkah ini sangat krusial:
- Segera Cari Pertolongan Medis: Bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat secepatnya, bahkan jika belum muncul gejala. Jangan menunggu hingga muntah atau kulit menguning.
- Bawa Informasi: Bawa sampel atau kemasan obat yang dikonsumsi. Informasikan kepada dokter kapan, berapa banyak, dan jenis paracetamol apa yang diminum.
- Jangan Tunda dengan Cara Rumahan: Jangan mencoba memaksakan muntah atau menggunakan cara lain tanpa petunjuk tenaga medis.
- Antidotum (Penawar Racun): Di rumah sakit, penanganan utama untuk overdosis paracetamol adalah pemberian N-asetilsistein (NAC). Obat ini bekerja paling efektif jika diberikan dalam 8 jam pertama setelah konsumsi overdosis. Semakin cepat diberikan, semakin tinggi tingkat keberhasilannya untuk mencegah kerusakan hati permanen.
Kesimpulan: Bijak dalam Mengonsumsi Paracetamol
Paracetamol adalah “teman” yang bisa berubah menjadi “musuh” yang mematikan jika digunakan dengan ceroboh. Kesadaran akan bahaya overdosis dan kedisiplinan dalam mengikuti aturan pakai adalah kunci pencegahan.
- Selalu baca label dengan teliti.
- Hitung total dosis harian dari semua sumber obat.
- Jangan pernah melebihi dosis maksimal harian.
- Konsultasi dengan dokter atau apoteker jika Anda memiliki kondisi hati, sering mengonsumsi alkohol, atau sedang mengonsumsi obat lain.
Dengan pengetahuan ini, kita dapat memanfaatkan manfaat paracetamol secara maksimal sambil terhindar dari risiko overdosis yang fatal. Sehat itu dimulai dari keputusan kecil yang bijak, termasuk dalam meminum obat yang dianggap “biasa” sekalipun.