Wabah Campak kembali menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak-anak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kekhawatiran ini terutama disebabkan oleh penurunan cakupan vaksinasi selama pandemi COVID-19, yang menciptakan celah kekebalan yang luas. Sebagai orang tua, memahami bahaya, gejala, dan langkah pencegahan penyakit yang sangat menular ini adalah hal yang mutlak diperlukan.

Apa Itu Campak dan Mengapa Berbahaya?
Campak (rubeola) adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular dan berpotensi serius. Virus campak menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Virus dapat bertahan di udara dan di permukaan hingga dua jam, membuatnya mudah menular bahkan tanpa kontak langsung.
Bahaya campak tidak hanya terletak pada gejalanya yang berat, tetapi juga pada komplikasi yang dapat ditimbulkannya, terutama pada anak kecil, bayi, dan orang dengan sistem imun lemah. Komplikasi tersebut antara lain:
- Pneumonia (Radang Paru-paru): Merupakan penyebab kematian paling umum terkait campak pada anak kecil.
- Ensefalitis (Radang Otak): Dapat menyebabkan kejang, tuli, dan kerusakan otak permanen.
- Diare Parah dan Dehidrasi: Menyebabkan rawat inap dan kekurangan gizi.
- Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE): Komplikasi langka dan fatal yang terjadi 7-10 tahun setelah infeksi campak, menyebabkan kerusakan progresif pada sistem saraf.
Mengenal Gejala Wabah Campak pada Anak
Orang tua perlu mewaspadai tahapan gejala campak, yang biasanya muncul 10-14 hari setelah terpapar virus.
Tahap 1 (Masa Inkubasi): 10-14 hari pertama tanpa gejala.
Tahap 2 (Gejala Awal – 2-4 hari):
- Demam tinggi (bisa mencapai 40°C)
- Batuk kering
- Pilek (rhinitis)
- Sakit tenggorokan
- Mata merah dan berair (konjungtivitis)
- Bintik Koplik: Bintik putih kecil dengan dasar merah di bagian dalam pipi (tanda khas campak).
Tahap 3 (Ruam dan Demam Puncak – 5-7 hari):
- Ruam merah muncul, biasanya dimulai dari wajah dan belakang telinga, lalu menyebar ke leher, dada, lengan, kaki, dan seluruh tubuh.
- Ruam terasa sedikit menonjol dan dapat menyatu membentuk bercak besar.
- Demam sering kali meningkat sangat tinggi saat ruam menyebar.
Tahap 4 (Pemulihan):
Ruam akan memudar secara bertahap sesuai urutan kemunculannya, meninggalkan bekas kehitaman dan kulit mengelupas. Demam dan gejala lainnya pun mereda.
Langkah-Langkah Pencegahan yang Wajib Dilakukan Orang Tua
Pencegahan adalah langkah terpenting dalam menghadapi wabah campak. Berikut adalah tindakan proaktif yang harus dilakukan:
1. Vaksinasi MR/MMR: Perlindungan Terutama dan Terbaik
Vaksin Measles-Rubella (MR) atau Measles-Mumps-Rubella (MMR) adalah satu-satunya cara paling efektif untuk mencegah campak. Vaksin ini aman dan telah digunakan di seluruh dunia selama puluhan tahun.
- Jadwal Pemberian: Vaksin MR diberikan secara gratis di posyandu dan puskesmas pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD (atau usia 6-7 tahun). Vaksin MMR dapat diberikan sebagai booster tambahan.
- Efektivitas: Dua dosis vaksin efektif sekitar 97% dalam mencegah campak.
- Keamanan: Vaksin ini sangat aman. Efek samping yang mungkin terjadi ringan, seperti demam rendah atau ruam merah ringan, dan jauh lebih ringan dibandingkan infeksi campak sebenarnya.
Segera ke fasilitas kesehatan untuk melengkapi vaksinasi anak Anda jika belum lengkap atau tertinggal jadwalnya.
2. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah beraktivitas di luar.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju saat batuk atau bersin.
- Hindari berbagi peralatan makan, minum, atau barang pribadi dengan orang lain.
3. Menghindari Kontak dan Mengisolasi Diri
- Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, lakukan isolasi untuk mencegah penularan ke orang lain, terutama yang belum divaksinasi.
- Hindari membawa anak ke tempat-tempat keramaian dan berisiko tinggi selama terjadi wabah, terutama jika anak belum divaksinasi lengkap.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Terkena Campak?
Jika Anda mencurigai anak terkena campak, segera lakukan hal berikut:
- Segera Bawa ke Fasilitas Kesehatan: Jangan tunda untuk memeriksakan anak ke dokter, puskesmas, atau rumah sakit. Beri tahu petugas kesehatan tentang gejala dan kecurigaan campak sebelum datang agar mereka dapat mengambil tindakan pencegahan penularan.
- Istirahat Total: Anak perlu banyak beristirahat untuk memulihkan tenaga dan sistem imunnya.
- Cegah Dehidrasi: Berikan banyak cairan (air putih, kuah sup, atau oralit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam.
- Kontrol Demam: Kompres air hangat dan berikan obat penurun demam yang diresepkan dokter (seperti parasetamol).
- Penuhi Asupan Gizi: Berikan makanan bergizi untuk membantu proses penyembuhan.
- Isolasi: Jauhkan anak dari anggota keluarga lain, terutama bayi yang belum divaksinasi dan wanita hamil, setidaknya hingga 4 hari setelah ruam pertama muncul.
Kesimpulan
Meningkatnya wabah campak adalah pengingat bagi semua orang tua akan pentingnya vaksinasi dan kewaspadaan terhadap penyakit yang dapat dicegah. Vaksin MR/MMR bukan hanya melindungi anak individu, tetapi juga membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang melindungi mereka yang belum bisa divaksin, seperti bayi yang terlalu muda. Jangan biarkan misinformasi tentang vaksin merenggut kesehatan anak-anak kita. Lengkapi status vaksinasi anak, terapkan perilaku hidup bersih, dan segera cari pertolongan medis jika gejala muncul. Lindungi masa depan mereka dengan tindakan nyata hari ini.