Radiasi Bukan Hanya dari CT-Scan, Ketahui Sumbernya

Ketika mendengar kata Radiasi, pikiran banyak orang langsung tertuju pada prosedur medis seperti CT-Scan, Rontgen, atau bahkan bencana nuklir. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya terus-menerus terpapar oleh berbagai bentuk radiasi, baik yang alami maupun buatan manusia. Memahami sumber-sumber radiasi ini adalah kunci untuk menghilangkan kekhawatiran yang tidak perlu dan mempelajari cara hidup sehat di tengah lingkungan yang penuh dengan energi tak kasat mata ini.

radiasi

Apa Sebenarnya Radiasi Itu?

Secara sederhana, Radiasi adalah energi yang bergerak dalam bentuk gelombang atau partikel. Energi ini dipancarkan oleh suatu sumber dan merambat melalui ruang atau materi. Radiasi terbagi menjadi dua kategori utama berdasarkan kemampuannya untuk melepaskan elektron dari atom:

  1. Radiasi Pengion (Ionizing Radiation): Memiliki energi yang sangat tinggi dan dapat melepaskan elektron dari atom, sehingga mengubah komposisi atom tersebut. Jenis radiasi inilah yang berpotensi merusak sel DNA dan meningkatkan risiko kanker. Contohnya: sinar gamma, sinar-X, dan partikel alfa.
  2. Radiasi Non-Pengion (Non-Ionizing Radiation): Memiliki energi yang lebih rendah dan tidak cukup kuat untuk mengionisasi atom atau molekul. Jenis ini umumnya dianggap kurang berbahaya, meskipun paparan intensitas sangat tinggi dapat menimbulkan efek panas. Contohnya: gelombang radio, microwave, sinar inframerah, dan cahaya tampak.

Sumber Radiasi di Sekitar Kita: Bukan Hanya CT-Scan

Berikut adalah berbagai sumber radiasi yang sering kita temui, seringkali tanpa kita sadari:

1. Sumber Radiasi Pengion:

  • Radiasi dari Bumi (Radiasi Latar Alam):
    • Radon Gas: Ini adalah sumber radiasi alami terbesar bagi manusia. Gas radon yang tidak berwarna dan tidak berbau ini berasal dari peluruhan uranium alami dalam tanah dan batuan. Gas dapat merembes ke dalam rumah melalui celah fondasi dan terakumulasi, terutama di ruangan tertutup seperti basement.
    • Tanah dan Batuan: Bumi secara alami mengandung unsur radioaktif seperti uranium dan thorium. Kita menerima paparan konstan dari unsur-unsur ini, meskipun tingkatannya sangat rendah.
    • Sinar Kosmik: Partikel energi tinggi dari luar angkasa yang terus-menerus membombardir Bumi. Paparannya lebih tinggi di daerah dataran tinggi (pegunungan) atau saat kita sedang dalam penerbangan (pesawat terbang).
  • Sumber Radiasi dari Makanan dan Minuman: Tahukah Anda bahwa pisang mengandung Kalium-40, yang bersifat radioaktif alami? Begitu juga dengan kacang Brazil, wortel, dan bahkan air minum. Namun, jumlahnya sangat kecil sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.
  • Sumber Buatan Manusia:
    • Prosedur Medis (Seperti CT-Scan dan Rontgen): Ini adalah sumber radiasi buatan terbesar yang diterima oleh populasi umum. CT-Scan memang memberikan dosis radiasi yang lebih tinggi dibandingkan foto Rontgen biasa, namun dilakukan dengan pertimbangan manfaat diagnosis yang jauh lebih besar.
    • Produk Konsumen: Detektor asap yang menggunakan Americium-241, beberapa jenis jam tangan dan kompas dengan cat berpendarnya, serta barang-barang antik yang dilapisi uranium (seperti vas keramik tertentu).

2. Sumber Radiasi Non-Pengion:

  • Sinar Matahari: Memberikan sinar ultraviolet (UV) yang merupakan radiasi pengion dan dapat menyebabkan kulit terbakar serta meningkatkan risiko kanker kulit.
  • Perangkat Elektronik dan Komunikasi:
    • Ponsel dan Sinyal Wi-Fi: Memancarkan gelombang radio frekuensi radio (RF).
    • Oven Microwave: Menggunakan radiasi microwave untuk memanaskan makanan.
    • Menara Sinyal (BTS): Memancarkan gelombang radio.
    • Saluran Listrik Tegangan Tinggi: Menghasilkan medan elektromagnetik frekuensi sangat rendah (ELF).

Mana yang Perlu Dicemaskan? Memahami Prinsip ALARA

Kunci dalam menghadapi radiasi adalah memahami dosis dan penggunaannya. Untuk radiasi pengion, komunitas medis dan ilmiah menganut prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Artinya, paparan radiasi harus dijaga serendah mungkin yang dapat dicapai secara wajar. Dalam dunia medis, ini berarti dokter hanya akan merekomendasikan CT-Scan atau Rontgen jika manfaat diagnosisnya jauh lebih besar daripada risiko paparan radiasinya.

Untuk radiasi non-pengion dari perangkat elektronik, hingga saat ini belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa paparan dalam level normal dapat menyebabkan penyakit serius seperti kanker.

Kesimpulan

Radiasi adalah bagian tak terpisahkan dari lingkungan kita. Daripada mengkhawatirkan satu sumber seperti CT-Scan, lebih penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang berbagai sumber radiasi, baik yang alami maupun buatan. Dengan menyadari keberadaannya, kita dapat mengambil langkah-langkah praktis untuk mengurangi paparan yang tidak perlu—seperti menggunakan tabir surya untuk melawan radiasi UV, memeriksa tingkat gas radon di rumah, dan selalu berdiskusi dengan dokter mengenai kebutuhan pemeriksaan medis yang melibatkan radiasi. Pengetahuan adalah pertahanan terbaik kita untuk hidup sehat dan bijak di tengah dunia yang penuh dengan energi ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *