Diet keto dan diet rendah karbohidrat (low carb) sering dianggap sama karena sama-sama membatasi asupan karbohidrat. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, aturan, dan efeknya pada tubuh.

Jika Anda bingung memilih antara kedua diet ini, artikel ini akan menjelaskan secara detail perbedaan diet keto dan diet rendah karbohidrat, termasuk manfaat, risiko, serta mana yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan.
Apa Itu Diet Keto?
Diet ketogenik (keto) adalah pola makan yang sangat rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan moderat protein. Tujuannya adalah memaksa tubuh masuk ke dalam keadaan ketosis, di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama, bukan glukosa.
Karakteristik Diet Keto:
- Asupan karbohidrat: 20-50 gram per hari (5-10% dari total kalori).
- Asupan lemak: 70-80% dari total kalori.
- Asupan protein: 15-20% dari total kalori.
- Makanan yang dianjurkan: Daging, ikan, telur, alpukat, minyak sehat (kelapa, zaitun), keju, sayuran rendah karbohidrat.
- Makanan yang dihindari: Gula, biji-bijian, buah tinggi gula, kentang, dan makanan olahan.
Manfaat Diet Keto:
- Penurunan berat badan cepat karena pembakaran lemak optimal.
- Mengontrol gula darah dan resistensi insulin (baik untuk penderita diabetes).
- Meningkatkan energi setelah tubuh beradaptasi dengan ketosis.
- Mengurangi risiko penyakit neurologis seperti epilepsi dan Alzheimer.
Risiko Diet Keto:
- Keto flu (gejala seperti lemas, pusing, dan mual di awal).
- Kekurangan nutrisi jika tidak mengonsumsi sayuran cukup.
- Masalah pencernaan karena kurang serat.
- Peningkatan kolesterol pada beberapa orang.
Apa Itu Diet Rendah Karbohidrat (Low Carb)?
Diet rendah karbohidrat (low carb) lebih fleksibel dibanding keto. Tujuannya adalah mengurangi karbohidrat tanpa harus mencapai ketosis.
Karakteristik Diet Low Carb:
- Asupan karbohidrat: 50-150 gram per hari (10-30% dari total kalori).
- Asupan lemak dan protein: Bervariasi, tergantung preferensi.
- Makanan yang dianjurkan: Daging, ikan, telur, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian tertentu (quinoa, oat).
- Makanan yang dihindari: Gula, roti putih, nasi putih, makanan olahan.
Manfaat Diet Low Carb:
- Penurunan berat badan yang stabil.
- Mengurangi risiko diabetes tipe 2 dengan mengontrol gula darah.
- Menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.
- Lebih mudah diikuti karena tidak harus ketat seperti keto.
Risiko Diet Low Carb:
- Kelelahan jika pengurangan karbohidrat terlalu drastis.
- Kekurangan serat jika tidak mengonsumsi sayur dan biji-bijian cukup.
- Sulit bertahan lama bagi yang terbiasa makan tinggi karbohidrat.
Perbedaan Utama Diet Keto dan Diet Rendah Karbohidrat
Aspek | Diet Keto | Diet Rendah Karbohidrat |
---|---|---|
Tujuan | Memicu ketosis untuk bakar lemak | Mengurangi karbohidrat tanpa ketosis |
Asupan Karbo | Sangat rendah (20-50g/hari) | Sedang (50-150g/hari) |
Asupan Lemak | Sangat tinggi (70-80%) | Bervariasi |
Efek pada Tubuh | Pembakaran lemak ekstrem | Penurunan berat badan lebih moderat |
Fleksibilitas | Ketat dan sulit dipertahankan | Lebih mudah diikuti |
Mana yang Lebih Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?
- Diet keto lebih cepat menurunkan berat badan karena ketosis memaksa tubuh membakar lemak. Namun, sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
- Diet rendah karbohidrat lebih berkelanjutan dan cocok untuk yang ingin mengurangi karbohidrat tanpa harus ekstrem.
Pilihan terbaik tergantung pada:
✔ Tujuan: Cepat turun berat badan (pilih keto) atau stabil jangka panjang (pilih low carb).
✔ Kesehatan: Keto baik untuk diabetes, sedangkan low carb lebih aman untuk kebanyakan orang.
✔ Gaya hidup: Keto butuh komitmen tinggi, low carb lebih fleksibel.
Kesimpulan
Diet keto dan diet rendah karbohidrat sama-sama efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan metabolik. Perbedaan utamanya terletak pada tingkat pembatasan karbohidrat dan tujuan diet.
- Pilih keto jika ingin hasil cepat dan siap dengan pantangan ketat.
- Pilih low carb jika ingin penurunan berat badan stabil dengan pola makan lebih fleksibel.
Apa pun pilihannya, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai diet baru, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu.