Kanker serviks adalah momok menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Globocan 2022, kanker serviks menempati peringkat kedua sebagai kanker paling umum yang diderita oleh perempuan Indonesia, dengan perkiraan 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian setiap tahunnya. Angka yang mencengangkan ini seringkali disebabkan oleh keterlambatan dalam deteksi dan penanganan.

Namun, ada kabar baik: kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan disembuhkan jika terdeteksi secara dini. Pemahaman akan pentingnya deteksi dini adalah senjata utama dalam memenangi pertarungan melawan penyakit ini.
Apa Itu Kanker Serviks dan Apa Penyebabnya?
Kanker serviks adalah jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim (serviks), yaitu bagian bawah rahim yang menyambung ke vagina. Hampir semua kasus kanker serviks (99,7%) disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) yang persisten atau menetap dalam waktu lama.
HPV adalah virus yang sangat umum dan ditularkan melalui kontak seksual. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV, tetapi sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh tipe 16 dan 18. Penting untuk diingat bahwa infeksi HPV seringkali tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dengan sendirinya berkat sistem kekebalan tubuh. Namun, pada sebagian wanita, infeksi yang menetap inilah yang dapat menyebabkan perubahan sel abnormal dan akhirnya berkembang menjadi kanker.
Mengapa Deteksi Dini Sangat Penting?
Deteksi dini bukan sekadar slogan, tetapi merupakan tindakan penyelamatan nyawa. Berikut alasan mendasar mengapa setiap wanita harus memprioritaskan skrining rutin:
- Mengidentifikasi Perubahan Sel Pra-Kanker: Tes skrining dirancang untuk menemukan abnormalitas pada sel serviks sebelum sel tersebut berubah menjadi kanker. Sel pra-kanker ini jauh lebih mudah diobati dan memiliki tingkat kesembuhan yang sangat tinggi, hampir 100%.
- Peluang Kesembuhan yang Sangat Tinggi: Ketika kanker serviks terdeteksi pada stadium awal (localized), tingkat kelangsungan hidup 5 tahun bisa mencapai lebih dari 90%. Pengobatan pada stadium awal juga cenderung lebih sederhana dan kurang invasif.
- Mencegah Perkembangan Kanker: Dengan menemukan dan mengobati sel pra-kanker, kita secara efektif mencegah perkembangan menjadi kanker invasif yang berbahaya.
- Prosedur yang Sederhana dan Cepat: Tes skrining seperti Pap smear dan IVA relatif cepat, hanya membutuhkan beberapa menit, dan tidak terlalu menyakitkan.
- Menghemat Biaya Pengobatan: Biaya untuk skrining rutin sangat kecil jika dibandingkan dengan biaya pengobatan kanker stadium lanjut yang sangat besar dan berlangsung lama.
Metode Deteksi Dini Kanker Serviks yang Perlu Diketahui
Ada beberapa metode skrining yang telah terbukti efektif:
1. Papsmear (Tes Pap)
- Apa itu? Tes dengan mengoleskan sel dari serviks untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop guna mendeteksi adanya sel abnormal.
- Siapa yang perlu? Perempuan usia 21-65 tahun. Disarankan setiap 3 tahun sekali.
- Tingkat Akurasi: Sangat tinggi dalam mendeteksi sel abnormal.
2. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
- Apa itu? Tes sederhana dimana serviks diolesi dengan asam asetat (cuka) 3-5%. Area dengan sel pra-kanker akan berubah warna menjadi putih dan dapat terlihat oleh tenaga medis.
- Siapa yang perlu? Sangat direkomendasikan di negara berkembang seperti Indonesia karena murah, mudah, dan hasilnya langsung diketahui.
- Tingkat Akurasi: Baik, dan menjadi andalan program nasional di Puskesmas.
3. Tes HPV (HPV DNA Test)
- Apa itu? Tes untuk mendeteksi adanya material genetik (DNA) dari tipe HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker.
- Siapa yang perlu? Perempuan usia 30 tahun ke atas, dilakukan setiap 5 tahun. Bisa juga sebagai tes primer atau bersama dengan Pap smear (co-testing).
- Tingkat Akurasi: Sangat sensitif dalam menemukan infeksi HPV risiko tinggi.
Kapan dan Seberapa Sering Harus Melakukan Skrining?
Rekomendasi waktu skrining dapat bervariasi, namun panduan umum berikut dapat menjadi acuan:
- Usia 21-29 tahun: Lakukan Pap smear setiap 3 tahun sekali.
- Usia 30-65 tahun: Pilih salah satu:
- Tes HPV setiap 5 tahun (lebih disukai).
- Pap smear setiap 3 tahun.
- Co-testing (Pap smear + Tes HPV) setiap 5 tahun.
- Di atas 65 tahun: Dapat dihentikan jika hasil skrining sebelumnya konsisten normal dalam 10 tahun terakhir.
Catatan Penting: Perempuan dengan faktor risiko seperti riwayat HIV, transplantasi organ, atau papahan DES (dietilstilbestrol) mungkin memerlukan skrining yang lebih sering. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Pada stadium pra-kanker atau awal, seringkali tidak ada gejala sama sekali. Inilah mengapa skrining rutin sangat krusial. Gejala biasanya muncul ketika kanker telah berkembang dan menyebar:
- Pendarahan vagina di luar masa menstruasi atau setelah menopause.
- Nyeri panggul atau selama berhubungan intim.
- Keputihan yang tidak normal (berbau, berwarna, atau bercampur darah).
- Nyeri pada pinggang atau punggung bawah.
Jika mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter tanpa menunggu jadwal skrining rutin.
Langkah Pencegahan Utama: Vaksinasi dan Gaya Hidup Sehat
Deteksi dini berjalan beriringan dengan pencegahan:
- Vaksinasi HPV: Vaksin HPV adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi HPV penyebab kanker. Vaksin ini paling optimal diberikan pada perempuan usia 9-13 tahun (sebelum aktif secara seksual), tetapi tetap bermanfaat bagi yang sudah aktif selama belum terpapar jenis HPV dalam vaksin.
- Hindari Rokok: Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
- Setia pada Pasangan: Membatasi jumlah partner seksual mengurangi risiko terpapar HPV.
- Gunakan Kondom: Meski tidak sepenuhnya melindungi dari HPV (karena virus dapat menginfeksi area yang tidak tertutup kondom), penggunaannya dapat mengurangi risiko.
Menghilangkan Stigma dan Rasa Takut
Banyak wanita menunda skrining karena rasa malu, takut, atau mitos yang salah. Ingatlah:
- Tenaga medis adalah profesional yang telah terlatih dan melakukan pemeriksaan ini setiap hari.
- Prosedurnya cepat dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan minimal.
- Rasa malu sesaat tidak ada artinya dibandingkan dengan keselamatan jiwa Anda dan ketenangan keluarga.
Kesimpulan
Deteksi dini kanker serviks bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan dan tanggung jawab setiap wanita terhadap kesehatannya sendiri. Dengan memanfaatkan metode skrining yang tersedia seperti IVA, Pap smear, dan Tes HPV, serta didukung dengan vaksinasi dan gaya hidup sehat, kita dapat membentengi diri dari ancaman kanker serviks.