Setiap kali Anda menikmati segelas susu segar, jus buah kemasan, atau bahkan bir, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa produk-produk tersebut tidak langsung basi atau membuat Anda sakit? Jawabannya terletak pada sebuah proses sederhana namun sangat penting yang disebut pasteurisasi. Proses pemanasan ini adalah garis pertahanan pertama kita melawan mikroorganisme berbahaya yang mengintai dalam makanan dan minuman.

Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal tentang pasteurisasi: dari pengertian, sejarah, metode, hingga manfaat beserta mitos-mitos yang menyertainya.
Apa Itu Pasteurisasi?
Pasteurisasi adalah proses pemanasan makanan dan minuman (biasanya cair) pada suhu tertentu untuk jangka waktu yang ditentukan, dengan tujuan utama membunuh mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) seperti bakteri, ragi, dan kapang. Proses ini tidak dimaksudkan untuk membunuh semua mikroorganisme (sterilisasi), tetapi untuk mengurangi jumlah patogen hingga tingkat yang aman untuk dikonsumsi tanpa mengorbankan kualitas rasa dan nutrisi secara signifikan.
Kunci dari pasteurisasi adalah menemukan keseimbangan sempurna antara suhu dan waktu: cukup panas untuk membunuh bakteri berbahaya, tetapi tidak terlalu panas yang justru merusak cita rasa dan nilai gizi produk.
Sejarah Singkat: Dari Louis Pasteur hingga Dunia Modern
Proses ini dinamai sesuai nama penemunya, seorang ilmuwan Perancis brilian bernama Louis Pasteur. Pada tahun 1864, Pasteur melakukan eksperimen untuk menyelamatkan industri anggur dan bir di negaranya yang sering mengalami kerusakan. Ia menemukan bahwa dengan memanaskan anggur pada suhu sekitar 55-60°C, mikroba penyebab pembusukan dapat dimatikan tanpa merusak rasa minuman.
Penemuan ini tidak hanya menyelamatkan industri anggur tetapi kemudian diadopsi untuk mengatasi masalah yang jauh lebih besar: penyakit yang ditularkan melalui susu. Sebelum pasteurisasi tersebar luas, susu mentah adalah媒介 (perantara) umum untuk penyakit seperti TBC, demam tifoid, difteri, dan keracunan makanan. Penerapan pasteurisasi pada susu pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 secara dramatis mengurangi penyebaran penyakit ini dan menyelamatkan jutaan nyawa, terutama anak-anak.
Metode-Metode Pasteurisasi yang Umum Digunakan
Tidak semua produk dipasteurisasi dengan cara yang sama. Berikut adalah metode utama yang digunakan dalam industri:
- HTST (High-Temperature, Short-Time / Suhu Tinggi, Waktu Singkat):
- Cara Kerja: Produk dipanaskan dengan cepat hingga 72°C selama 15 detik.
- Keuntungan: Metode yang sangat efisien, mempertahankan rasa dan nutrisi dengan sangat baik.
- Aplikasi: Susu segar (yang paling umum), telur cair, jus buah, dan es krim.
- LTLT (Low-Temperature, Long-Time / Suhu Rendah, Waktu Lama):
- Cara Kerja: Produk dipanaskan hingga 63°C selama 30 menit.
- Keuntungan: Metode batch yang lebih lama, sering digunakan untuk produk yang lebih sensitif.
- Aplikasi: Susu untuk pembuatan keju tertentu dan beberapa produk dairy khusus.
- UHT (Ultra-High Temperature / Suhu Ultra-Tinggi):
- Cara Kerja: Produk dipanaskan hingga 135-150°C hanya selama 2-5 detik.
- Keuntungan: Membunuh hampir semua mikroorganisme, menghasilkan produk yang dapat disimpan pada suhu kamar (tanpa kulkas) selama berbulan-bulan sebelum dibuka.
- Aplikasi: Susu UHT, krim, santan, susu kedelai, dan jus dalam kotak.
Bakteri Berbahaya yang Dihancurkan oleh Pasteurisasi
Pasteurisasi sangat efektif melawan patogen yang paling umum dan berbahaya, termasuk:
- Escherichia coli (E. coli): Dapat menyebabkan kram perut parah, diare berdarah, dan gagal ginjal.
- Salmonella spp.: Penyebab utama keracunan makanan dengan gejala demam, diare, dan kram perut.
- Listeria monocytogenes: Sangat berbahaya bagi ibu hamil, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah.
- Campylobacter jejuni: Patogen umum yang menyebabkan gastroenteritis.
- Mycobacterium tuberculosis: Bakteri penyebab TBC yang dapat ditularkan melalui susu mentah.
Manfaat Pasteurisasi: Lebih dari Sekadar Membunuh Bakteri
- Meningkatkan Keamanan Pangan: Manfaat utama dan yang paling krusial. Melindungi konsumen dari penyakit bawaan makanan.
- Memperpanjang Masa Simpan: Dengan mengurangi jumlah mikroba pembusuk, produk menjadi lebih tahan lama dan tidak mudah basi.
- Mempertahankan Kualitas Nutrisi: Bertentangan dengan mitos populer, pasteurisasi hanya menyebabkan kehilangan nutrisi yang minimal (seperti vitamin C tertentu). Justru, proses ini membantu melindungi nutrisi penting lainnya dengan mencegah kerusakan oleh enzim alami dalam makanan.
- Tidak Mengubah Rasa Secara Signifikan: Metode modern seperti HTST dirancang khusus untuk mempertahankan rasa alami produk sebanyak mungkin.
Pasteurisasi vs Sterilisasi: Apa Bedanya?
Ini adalah perbedaan penting yang sering membingungkan.
- Pasteurisasi membunuh patogen tetapi tidak semua mikroorganisme. Beberapa bakteri non-patogen dan spora mungkin bertahan, sehingga produk pasteurisasi tetap memerlukan pendinginan dan memiliki umur simpan yang terbatas.
- Sterilisasi (seperti proses canning/ pengalengan) bertujuan untuk menghancurkan semua mikroorganisme dan sporanya. Produk steril dapat disimpan pada suhu kamar selama bertahun-tahun tetapi seringkali mengalami perubahan rasa dan tekstur yang lebih besar akibat suhu yang sangat tinggi.
Mitos dan Fakta Seputar Pasteurisasi
Mitos: Susu pasteurisasi kehilangan semua nutrisinya.
Fakta: Kehilangan nutrisi sangat minimal. Susu pasteurisasi tetap menjadi sumber kalsium, protein, dan vitamin D dan B12 yang sangat baik. Manfaat keamanannya jauh lebih besar daripada kehilangan nutrisi yang kecil.
Mitos: Produk pasteurisasi tidak perlu didinginkan.
Fakta: Kecuali produk UHT, semua produk pasteurisasi (susu, jus, dll.) masih harus didinginkan untuk memperlambat pertumbuhan bakteri yang tersisa dan menjaga kesegarannya.
Mitos: Susu mentah lebih sehat dan alami.
Fakta: Susu mentah membawa risiko tinggi kontaminasi bakteri berbahaya. Badan pengawas makanan di seluruh dunia, termasuk WHO dan FDA, sangat tidak merekomendasikan konsumsi susu mentah karena bahaya kesehatannya yang nyata.
Kesimpulan
Pasteurisasi bukanlah proses yang rumit, tetapi dampaknya bagi kesehatan masyarakat sangatlah luar biasa. Ini adalah contoh sempurna bagaimana sains sederhana dapat memberikan solusi untuk masalah besar. Berkat Louis Pasteur dan teknologi yang dikembangkannya, kita dapat menikmati berbagai makanan dan minuman dengan rasa yang enak dan yang terpenting, aman dari ancaman bakteri berbahaya.
Dengan memahami proses dan manfaatnya, kita sebagai konsumen dapat membuat pilihan yang lebih informed dan menghargai inovasi yang sering kita anggap remeh ini. Pasteurisasi tetap menjadi pilar fundamental dalam keamanan pangan global modern.