Masturbasi, atau aktivitas merangsang diri sendiri untuk mencapai kepuasan seksual, adalah salah satu topik kesehatan yang paling banyak dicari namun sering diselimuti mitos dan rasa malu. Dari sudut pandang medis, bagaimana sebenarnya masturbasi mempengaruhi kesehatan kita? Apakah ada manfaatnya, atau justru berbahaya? Artikel ini akan mengupas tuntas berdasarkan bukti ilmiah dan pandangan kedokteran.

Apa Kata Sains dan Kedokteran tentang Masturbasi?
Organisasi kesehatan global, termasuk World Health Organization (WHO), telah lama mendeklasifikasi masturbasi sebagai sesuatu yang abnormal atau berbahaya. Dalam dunia kedokteran, masturbasi diakui sebagai bagian dari perilaku seksual manusia yang normal dan sehat. Ini adalah cara alami untuk mengenali tubuh, respons seksual, dan kebutuhan diri sendiri.
Mayoritas pakar kesehatan, dari psikolog hingga dokter spesialis andrologi dan kandungan, sepakat bahwa masturbasi tidak menyebabkan gangguan fisik atau mental selama dilakukan secara wajar dan tidak mengganggu kehidupan sosial atau produktivitas.
Manfaat Masturbasi bagi Kesehatan dari Sudut Pandang Medis
Berikut adalah berbagai manfaat masturbasi yang didukung oleh penelitian ilmiah:
1. Melepas Stres dan Meningkatkan Kualitas Tidur
Saat orgasme, tubuh melepaskan hormon endorfin, oksitosin, dan dopamin. Hormon-hormon ini berperan sebagai “obat penenang” alami yang dapat mengurangi rasa sakit, meredakan kecemasan, dan menciptakan perasaan bahagia. Pelepasan hormon ini juga membantu tubuh menjadi lebih rileks, sehingga memudahkan Anda untuk tertidur pulas.
2. Mengenal Respons Seksual Tubuh Sendiri
Masturbasi adalah “laboratorium pribadi” untuk memahami apa yang disukai oleh tubuh Anda. Dengan memahami zona erogen dan stimulasi seperti apa yang memberikan kenikmatan, seseorang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dengan pasangannya untuk mencapai kehidupan seksual yang lebih memuaskan.
3. Meningkatkan Kesehatan Organ Intim
- Pada Pria: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ejakulasi yang teratur (sekitar 2-3 kali seminggu) dapat membantu membersihkan saluran reproduksi dari sel-sel sperma yang tua dan mengurangi risiko kanker prostat.
- Pada Wanita: Masturbasi dapat melatih dan menguatkan otot-otot panggul, meningkatkan aliran darah ke area genital, dan membantu mencegah kekeringan vagina. Hal ini juga dapat mengurangi kram menstruasi bagi sebagian wanita.
4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Orgasme yang terjadi secara teratur dikaitkan dengan peningkatan kadar immunoglobulin A (IgA), yaitu sejenis antibodi yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi.
5. Meningkatkan Mood dan Kepercayaan Diri
Aktivitas seksual, termasuk masturbasi, merangsang produksi hormon dopamin dan serotonin yang berperan dalam mengatur suasana hati. Pencapaian orgasme juga dapat memberikan perasaan puas dan meningkatkan citra tubuh serta kepercayaan diri.
6. Sebagai Alternatif Seks yang Aman
Masturbasi adalah bentuk ekspresi seksual yang 100% bebas dari risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan penularan Infeksi Menular Seksual (IMS). Ini menjadikannya pilihan yang sangat aman.
Membedakan Fakta dan Mitos Seputar Masturbasi
Banyak informasi yang menyesatkan beredar tentang masturbasi. Berikut adalah klarifikasi beberapa mitos umum:
- Mitos 1: Masturbasi Menyebabkan Kebotakan. SALAH. Tidak ada hubungan ilmiah antara masturbasi dan kerontokan rambut. Kebotakan umumnya disebabkan oleh faktor genetik dan hormon.
- Mitos 2: Masturbasi Menyebabkan Lemah Syahwat atau Disfungsi Ereksi. SALAH. Justru, masturbasi dapat membantu pria memahami stimulasi yang dibutuhkan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi. Namun, kebiasaan masturbasi yang disertai dengan pornografi adiksi bisa menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.
- Mitos 3: Masturbasi Menyebabkan Kebutaan atau Gangguan Penglihatan. SALAH. Ini adalah mitos kuno yang sama sekali tidak memiliki dasar medis.
- Mitos 4: Masturbasi Mengurangi Kesuburan. SALAH. Masturbasi dan ejakulasi adalah proses yang terpisah dari produksi sperma. Tubuh akan terus memproduksi sperma baru, sehingga masturbasi tidak mempengaruhi jumlah atau kualitas sperma dalam jangka panjang.
Kapan Masturbasi Bisa Menjadi Masalah?
Meski normal dan sehat, masturbasi dapat dikategorikan sebagai perilaku kompulsif atau adiksi jika memenuhi kriteria berikut:
- Mengganggu Kehidupan Sehari-hari: Ketika aktivitas ini mulai mengganggu pekerjaan, studi, hubungan sosial, atau tanggung jawab lainnya.
- Digunakan sebagai Pelarian: Jika masturbasi menjadi satu-satunya cara untuk menghadapi emosi negatif seperti stres, kesedihan, atau kemarahan.
- Menimbulkan Gangguan Fisik: Seperti luka atau iritasi pada organ intim akibat teknik atau frekuensi yang berlebihan.
- Tidak Dapat Dikendalikan: Memiliki keinginan kuat untuk berhenti tetapi terus gagal melakukannya.
Jika Anda merasa mengalami kecanduan masturbasi yang mengganggu hidup, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
Dari sudut pandangan medis tentang masturbasi dan kesehatan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas ini adalah normal, sehat, dan memiliki banyak manfaat baik bagi fisik maupun mental. Kuncinya adalah keseimbangan. Lakukan sebagai bagian dari gaya hidup sehat untuk melepas stres, mengenal tubuh, dan meningkatkan kesejahteraan diri. Abaikan mitos-mitos yang tidak berdasar dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional jika Anda merasa memiliki kekhawatiran yang serius mengenai kebiasaan ini.