Gastritis adalah kondisi yang cukup umum dikenal masyarakat, namun tahukah Anda bahwa ada jenis gastritis yang dapat menyebabkan luka atau erosi pada dinding lambung? Kondisi ini dikenal sebagai Gastritis Erosif. Berbeda dengan gastritis biasa yang hanya menyebabkan peradangan, gastritis erosif berpotensi menyebabkan komplikasi seperti pendarahan jika tidak ditangani dengan serius. Mengenali gejala dan penyebab gastritis erosif sejak dini adalah langkah kunci untuk mencegah perburukan kondisi dan menjaga kesehatan lambung Anda dalam jangka panjang.

Apa Itu Gastritis Erosif?
Gastritis erosif adalah suatu kondisi di mana lapisan mukosa (dinding dalam) lambung mengalami peradangan dan iritasi yang kemudian mengikis atau membentuk luka terbuka (erosi). Erosi ini adalah luka yang dangkal dan tidak sedalam tukak lambung (ulkus), tetapi tetap dapat menimbulkan rasa sakit dan berisiko menyebabkan pendarahan.
Prosesnya dimulai ketika lapisan pelindung lambung melemah atau rusak, sehingga asam lambung yang seharusnya mencerna makanan justru mengiritasi dan mengikis jaringan lambung itu sendiri. Inilah yang menyebabkan timbulnya erosi.
Gejala Gastritis Erosif yang Perlu Diwaspadai
Gejala gastritis erosif bisa muncul secara tiba-tiba (akut) atau berkembang secara perlahan dan bertahan dalam waktu lama (kronis). Beberapa orang dengan kondisi ringan mungkin bahkan tidak merasakan gejala yang signifikan. Namun, secara umum, berikut adalah gejala-gejala yang patut Anda waspadai:
- Nyeri atau Perih di Ulu Hati (Epigastrium): Ini adalah gejala paling khas. Rasa nyeri terasa di perut bagian atas, tepatnya di antara pusar dan tulang dada. Rasa sakit bisa memburuk setelah makan atau pada malam hari ketika perut kosong.
- Mual dan Muntah: Peradangan dan iritasi pada lambung sering memicu rasa mual. Dalam beberapa kasus, muntah bisa berupa cairan bening, kuning (empedu), atau hijau. Jika sudah terjadi erosi yang berdarah, muntahan bisa berwarna seperti kopi (hematemesis).
- Perut Kembung dan Terasa Penuh: Lambung yang meradang membuat Anda merasa cepat kenyang dan tidak nyaman meski hanya makan sedikit.
- Sendawa Berlebihan dan Rasa Tidak Nyaman di Perut.
- Penurunan Nafsu Makan: Rasa sakit dan mual yang terus-menerus seringkali membuat penderita kehilangan nafsu makan.
- Gejala Pendarahan (Pada Kasus yang Lebih Parah):
- Muntah Darah: Darah yang bercampur dengan asam lambung akan terlihat seperti kopi hitam.
- BAB Berdarah: Darah yang tercampur dalam feses akan membuat warna feses menjadi hitam pekat dan lengket (melena).
- Anemia: Pendarahan kronis yang tidak terlihat dapat menyebabkan gejala anemia, seperti lemas, pucat, pusing, dan sesak napas.
Peringatan: Jika Anda mengalami muntah darah atau BAB berwarna hitam, segera cari pertolongan medis darurat karena ini menandakan pendarahan aktif.
Penyebab dan Faktor Risiko Gastritis Erosif
Penyebab utama gastritis erosif adalah melemahnya lapisan mukosa lambung dan meningkatnya produksi asam lambung. Beberapa faktor yang dapat memicu hal tersebut adalah:
1. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
- Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS): Ini adalah penyebab sangat umum. Obat seperti ibuprofen, aspirin, naproxen, dan diklofenak dapat mengganggu produksi prostaglandin (zat yang melindungi lapisan lambung).
- Kortikosteroid: Obat seperti prednison dapat meningkatkan risiko erosi, terutama jika dikombinasikan dengan OAINS.
2. Infeksi Bakteri Helicobacter Pylori (H. pylori)
Bakteri H. pylori adalah bakteri yang dapat hidup di lapisan lambung dan menyebabkan peradangan kronis yang pada akhirnya mengikis lapisan pelindung lambung dan memicu terbentuknya erosi serta tukak.
3. Stres Berat (Stress-Related Mucosal Disease)
Stres fisik yang parah akibat kondisi medis tertentu seperti luka bakar besar, operasi besar, penyakit kritis, cedera berat, atau sepsis dapat menyebabkan peningkatan asam lambung dan mengurangi aliran darah ke lambung, memicu gastritis erosif akut yang dapat dengan cepat berubah menjadi pendarahan.
4. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alkohol bersifat iritatif dan dapat langsung mengikis lapisan lambung serta merangsang produksi asam lambung berlebih.
5. Faktor Lainnya
- Merokok: Mengganggu aliran darah ke lambung dan mengurangi efektivitas lapisan pelindung.
- Penyakit Autoimun.
- Penyakit Crohn.
- Refluks Empedu: Aliran balik empedu dari usus kecil ke lambung.
- Diet yang Tidak Sehat: Terlalu sering mengonsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak dapat memperparah iritasi.
Diagnosis dan Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala gastritis erosif yang berlangsung lebih dari seminggu atau disertai tanda-tanda pendarahan, segera konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan:
- Wawancara Medis (Anamnesis): Menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan pola konsumsi obat-obatan.
- Pemeriksaan Fisik: Memeriksa area perut dan tanda-tanda anemia.
- Endoskopi (Gastroskopi): Ini adalah pemeriksaan baku emas. Dokter akan memasukkan selang fleksibel berkamera melalui mulut untuk melihat langsung kondisi kerongkongan, lambung, dan usus halus bagian atas. Melalui endoskopi, erosi dapat terlihat jelas dan biopsi (sampel jaringan) dapat diambil untuk diperiksa di laboratorium, terutama untuk mendeteksi H. pylori.
- Tes Napas, Darah, atau Feses: Untuk mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori.
- Pemeriksaan Darah Lengkap: Untuk memeriksa ada tidaknya anemia akibat pendarahan.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan gastritis erosif berfokus pada mengurangi asam lambung, mengobati penyebab dasar, dan mempromosikan penyembuhan lapisan lambung.
- Menghentikan Pemicu: Berhenti mengonsumsi OAINS, alkohol, dan merokok adalah langkah pertama yang crucial.
- Obat-Obatan:
- Antasida: Untuk menetralisir asam lambung dengan cepat.
- Penghambat Reseptor H2 (H2RA): Seperti ranitidin atau famotidin, untuk mengurangi produksi asam.
- Penghambat Pompa Proton (PPI): Seperti omeprazole, lansoprazole, atau esomeprazole, yang lebih efektif dalam menekan produksi asam dan memungkinkan penyembuhan erosi.
- Sukralfat: Membentuk lapisan pelindung di atas erosi untuk melindunginya dari asam.
- Antibiotik: Jika terbukti ada infeksi H. pylori, terapi antibiotik kombinasi akan diberikan.
- Perubahan Gaya Hidup dan Diet:
- Diet Sehat: Hindari makanan pemicu iritasi (terlalu pedas, asam, berlemak, atau bergas). Pilih makanan yang lunak dan mudah dicerna seperti pisang, oatmeal, dan nasi.
- Makan Teratur dengan Porsi Kecil: Hindari makan dalam porsi besar sekaligus. Makanlah lebih sering dengan porsi kecil untuk menetralisir asam lambung.
- Kelola Stres: Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau olahraga teratur dapat membantu mengelola stres dan mengurangi gejalanya.
Kesimpulan
Gastritis erosif bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Dengan mengenali gejala seperti nyeri ulu hati yang persisten, mual, dan tanda-tanda pendarahan, serta memahami penyebab utamanya seperti penggunaan OAINS, infeksi H. pylori, dan stres berat, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat. Kesehatan lambung adalah investasi bagi kualitas hidup Anda secara keseluruhan.