Paracetamol adalah obat pereda nyeri dan penurun demam yang paling umum digunakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Baik untuk mengatasi sakit kepala, demam, nyeri otot, atau gejala flu, keampuhannya tidak diragukan lagi. Namun, di balik manfaatnya yang besar, tersimpan risiko jika penggunaannya tidak tepat, terutama terkait dosis Paracetamol.

Kesalahan dalam mengukur dosis, terutama pada anak-anak, dapat berakibat fatal, mulai dari kerusakan hati hingga kematian. Oleh karena itu, pengetahuan tentang dosis yang benar bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan.
Artikel ini akan membahas panduan lengkap dosis Paracetamol untuk semua usia, aturan pemberian, dan hal-hal penting yang harus diperhatikan untuk memastikan keamanan Anda dan keluarga.
Mengapa Dosis Paracetamol Sangat Kritis?
Paracetamol dimetabolisme (dipecah) di hati. Dalam dosis normal, hati dapat memprosesnya dengan aman. Namun, ketika dikonsumsi melebihi dosis maksimal, metabolit racun akan menumpuk dan merusak sel-sel hati secara serius. Kondisi ini disebut hepatotoxicity atau keracunan hati.
Overdosis Paracetamol bisa terjadi karena:
- Ketidaktahuan tentang dosis maksimum per hari.
- Mengonsumsi lebih dari satu produk obat yang mengandung Paracetamol secara bersamaan (misal: obat flu dan obat sakit kepala).
- Kesalahan mengukur takaran untuk sirup anak.
Panduan Dosis Paracetamol untuk Dewasa
Untuk orang dewasa dan anak di atas 12 tahun, aturan dosisnya adalah sebagai berikut:
- Dosis Standar: 500 mg – 1000 mg per kali minum.
- Interval Pemberian: Setiap 4-6 jam sekali, sesuai kebutuhan.
- Dosis Maksimal per Hari: Jangan melebihi 4000 mg (4 gram) dalam 24 jam. Untuk alasan keamanan ekstra, banyak ahli menyarankan batas maksimal 3000 mg (3 gram) per hari, terutama untuk pemakaian jangka panjang atau bagi mereka yang memiliki faktor risiko gangguan hati.
Contoh: Jika Anda minum Paracetamol 500 mg, Anda bisa mengonsumsinya maksimal 6 kali dalam 24 jam (total 3000 mg).
Panduan Dosis Paracetamol untuk Anak-Anak (Berdasarkan Berat Badan)
Dosis untuk anak sangat bergantung pada berat badan, bukan hanya usia. Selalu gunakan timbangan yang akurat untuk mengetahui berat badan anak sebelum memberikan obat.
- Dosis Standar: 10-15 mg per kilogram berat badan per kali pemberian.
- Interval Pemberian: Setiap 4-6 jam, maksimal 5 kali dalam 24 jam.
Rumus Perhitungan:Berat Badan Anak (kg) x 10-15 mg = Dosis per sekali minum (mg)
Contoh Perhitungan:
Anak dengan berat badan 15 kg.
- Dosis minimal: 15 kg x 10 mg = 150 mg per sekali minum.
- Dosis maksimal: 15 kg x 15 mg = 225 mg per sekali minum.
Artinya, Anda bisa memberikan sirup Paracetamol dengan takaran yang setara dengan 150 mg hingga 225 mg per pemberian.
Tabel Praktis Dosis Paracetamol Sirup untuk Anak (Contoh)
Berat Badan | Usia (Perkiraan) | Dosis Sekali Minum (mg) | Takaran (jika sirup 160 mg/5 mL) |
---|---|---|---|
6 – 8 kg | 6 – 11 bulan | 60 – 120 mg | 1.9 – 3.75 mL |
8 – 10 kg | 1 – 2 tahun | 80 – 150 mg | 2.5 – 4.7 mL |
10 – 15 kg | 2 – 3 tahun | 100 – 225 mg | 3.1 – 7 mL |
15 – 20 kg | 4 – 5 tahun | 150 – 300 mg | 4.7 – 9.4 mL |
20 – 25 kg | 6 – 8 tahun | 200 – 375 mg | 6.25 – 11.7 mL |
25 – 30 kg | 9 – 10 tahun | 250 – 450 mg | 7.8 – 14 mL |
Penting: Selalu baca label kemasan dan gunakan sendok takar atau syringe (alat suntik tanpa jarum) yang disertakan dalam kemasan untuk akurasi yang tepat. Jangan menggunakan sendok makan atau sendok teh biasa.
Aturan Pemberian dan Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
- Jangan Lewati Dosis Maksimum: Ini adalah aturan utama yang tidak boleh dilanggar.
- Periksa Semua Obat: Sebelum minum obat lain, pastikan tidak mengandung Paracetamol untuk menghindari konsumsi ganda.
- Durasi Penggunaan: Untuk demam, jangan gunakan lebih dari 3 hari tanpa konsultasi dokter. Untuk nyeri, tidak lebih dari 5 hari pada dewasa dan 3 hari pada anak, kecuali atas anjuran dokter.
- Kondisi Khusus: Individu dengan gangguan hati, penyakit ginjal, atau pecandu alkohol harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi Paracetamol karena berisiko lebih tinggi mengalami efek samping.
- Interaksi Obat: Waspada jika sedang mengonsumsi obat pengencer darah (seperti warfarin) atau obat tuberkulosis, karena dapat meningkatkan risiko efek samping Paracetamol.
- Hindari untuk Bayi di Bawah 2 Bulan: Pemberian Paracetamol untuk bayi baru lahir harus selalu di bawah pengawasan dokter.
Tanda-Tanda Overdosis Paracetamol
Kenali gejalanya sejak dini. Gejala awal mungkin tidak spesifik dan mirip dengan flu, seperti:
- Mual dan muntah
- Nyeri perut, terutama di perut kanan atas
- Kehilangan nafsu makan
- Lemas dan lesu
Jika terjadi overdosis, segera bawa ke unit gawat darurat rumah sakit, bahkan jika gejalanya terlihat ringan. Penanganan yang cepat sangat menentukan.
Kesimpulan
Paracetamol adalah sahabat di lemari obat yang sangat efektif ketika digunakan dengan benar. Kunci dari keamanannya terletak pada ketepatan dosis Paracetamol. Selalu hitung dosis berdasarkan berat badan untuk anak, patuhi dosis maksimal harian untuk dewasa, dan jangan ragu untuk bertanya pada apoteker atau dokter jika Anda tidak yakin. Dengan pemahaman yang benar, Anda dapat memanfaatkan manfaat Paracetamol secara maksimal sambil menjaga keselamatan keluarga.
Disclaimer: Informasi ini ditujukan untuk tujuan edukasi dan bukan sebagai pengganti saran medis profesional. Selalu baca leaflet kemasan obat dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.