Ganja, atau yang sering dikenal sebagai marijuana, adalah salah satu zat psikoaktif yang paling banyak digunakan di dunia. Meskipun beberapa negara dan daerah telah melegalkannya untuk keperluan medis atau rekreasi, penting untuk memahami bahwa kebiasaan mengisap ganja secara berulang tidak lepas dari risiko. Di balik efek “high” yang dihasilkan, terdapat ancaman serius terhadap kesehatan fisik penggunanya dalam jangka panjang. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai risiko kesehatan fisik yang mengintai dari kebiasaan mengisap ganja.

1. Gangguan pada Sistem Pernapasan dan Paru-Paru
Salah satu dampak paling langsung dari mengisap ganja adalah pada sistem pernapasan. Asap ganja mengandung banyak zat kimia dan karsinogen yang mirip dengan asap rokok tembakau.
- Iritasi Saluran Pernapasan: Pengisap ganja sering mengalami gejala seperti batuk kronis, produksi dahak berlebih, dan mengi.
- Bronkitis: Peradangan pada saluran bronkial (bronkitis) lebih sering terjadi pada pengguna ganja rutin.
- Kerusakan Paru-Paru: Asap ganja dapat merusak jaringan paru-paru dan sel-sel yang melapisi saluran udara. Meski hubungannya dengan kanker paru-paru masih diteliti, paparan karsinogen dalam asap ganja tetap meningkatkan kekhawatiran.
- Risiko Infeksi: Ganja dapat melemahkan sistem pertahanan alami paru-paru, membuat pengguna lebih rentan terhadap infeksi seperti pneumonia.
2. Dampak Buruk pada Sistem Kardiovaskular (Jantung dan Pembuluh Darah)
Ganja memiliki efek langsung pada jantung dan pembuluh darah. Dalam hitungan menit setelah mengisap, detak jantung dapat meningkat secara signifikan.
- Peningkatan Detak Jantung (Takhikardia): Denyut jantung bisa meningkat hingga 50% dari normal, yang bisa berlangsung selama beberapa jam. Ini sangat berbahaya bagi individu yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung.
- Peningkatan Tekanan Darah: Bersamaan dengan detak jantung, tekanan darah juga bisa naik.
- Risiko Serangan Jantung: Pada orang dengan kondisi jantung tersembunyi, peningkatan beban kerja jantung ini dapat memicu serangan jantung, terutama dalam jam pertama setelah penggunaan.
3. Gangguan pada Fungsi dan Struktur Otak
Kandungan THC (delta-9-tetrahydrocannabinol) dalam ganja adalah zat psikoaktif utama yang mempengaruhi fungsi otak.
- Gangguan Kognitif: Penggunaan jangka panjang dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif, terutama dalam hal daya ingat, perhatian, dan kemampuan belajar. Otak remaja yang masih berkembang sangat rentan terhadap dampak ini.
- Perubahan Struktur Otak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ganja berat dalam waktu lama dapat mengubah struktur dan konektivitas otak.
- Gangguan Koordinasi Motorik: Ganja dapat mengganggu keseimbangan, koordinasi, dan waktu reaksi, meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat menyetir.
4. Masalah pada Sistem Reproduksi dan Hormonal
Efek ganja juga merambah ke sistem endokrin dan reproduksi, baik pada pria maupun wanita.
- Pada Pria: Penggunaan ganja berulang dikaitkan dengan penurunan kadar hormon testosteron, penurunan jumlah dan kualitas sperma, serta potensi disfungsi ereksi.
- Pada Wanita: Dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi dan gangguan ovulasi. Penggunaan selama kehamilan juga dikaitkan dengan risiko berat badan lahir rendah dan perkembangan otak yang terganggu pada janin.
5. Masalah Kesehatan Mulut dan Gigi
Kebiasaan mengisap ganja juga dapat berdampak negatif pada kesehatan oral.
- Mulut Kering (Xerostomia): Ganja mengurangi produksi air liur, yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, penyakit gusi, dan infeksi jamur.
- Penyakit Periodontal: Pengguna ganja berat memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit gusi.
6. Sindrom Hiperemesis Kanabinoid
Ini adalah kondisi yang kurang dikenal tetapi serius, yang terjadi pada pengguna ganja jangka panjang dan berat. Sindrom ini ditandai dengan:
- Mual dan Muntah yang Berulang dan Parah.
- Sakit Perut yang Kram.
- Kebiasaan Mandi Air Panas yang Kompulsif karena dapat meredakan gejala sementara.
Kondisi ini seringkali tidak terdiagnosis dengan benar dan membutuhkan perhatian medis.
Kesimpulan
Meskipun persepsi publik tentang ganja mungkin telah berubah di beberapa tempat, bukti ilmiah mengenai risiko kesehatan fisik dari kebiasaan mengisap ganja secara berulang sangatlah nyata. Dari paru-paru dan jantung yang terbebani, hingga otak dan sistem reproduksi yang terganggu, dampaknya luas dan potensial merusak. Memiliki pemahaman yang utuh tentang risiko-risiko ini adalah langkah pertama yang krusial dalam membuat keputusan yang informed mengenai kesehatan pribadi. Jika Anda atau orang terdekat mengalami kesulitan terkait penggunaan ganja, mencari bantuan dari tenaga profesional kesehatan adalah langkah yang paling bijaksana.