Arsenik adalah unsur alami yang dapat ditemukan di kerak bumi. Namun, ketika masuk ke dalam tubuh manusia dalam jumlah tertentu, terutama dalam bentuk anorganik, arsenik berubah menjadi racun berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan serius. Paparan jangka panjang (kronis) terhadap arsenik, bahkan dalam dosis rendah, merupakan ancaman kesehatan global yang sering kali tidak disadari. Artikel ini akan mengupas tuntas dampak arsenik pada kulit sebagai organ terluar dan pada berbagai organ dalam tubuh.

Bagaimana Arsenik Masuk ke dalam Tubuh?
Sebelum membahas dampaknya, penting untuk memahami jalur paparan arsenik:
- Air Minum Terkontaminasi: Sumber paparan paling umum dan berbahaya, terutama di daerah dengan sanitasi buruk atau dekat pertambangan.
- Makanan: Terutama beras dan produk olahannya, karena tanaman padi mudah menyerap arsenik dari tanah dan air.
- Udara: Terhirup dari asap industri (peleburan logam, pembangkit listrik tenaga batu bara) atau asap rokok.
- Kontak Langsung dengan Kulit: Meski lebih jarang, dapat terjadi di lingkungan industri tertentu.
Dampak Arsenik pada Kulit: Tanda yang Terlihat
Kulit sering menjadi organ pertama yang menunjukkan tanda-tanda keracunan arsenik kronis. Gejalanya berkembang secara bertahap.
1. Perubahan Pigmentasi (Kulit Menjadi Berbintik-bintik)
- Hiperpigmentasi: Bercak-bercak gelap muncul di kulit, terutama di area yang sering terpapar sinar matahari seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Kondisi ini sering disebut “melanosis arsenikal”.
- Hipopigmentasi: Bercak-bercak putih seperti tetesan hujan yang muncul bersamaan dengan bercak gelap, menciptakan pola “hujan di atas jalan berdebu” (raindrop on a dusty road).
2. Keratosis Arsenikal
Ini adalah kondisi pra-kanker yang serius. Ditandai dengan penebalan dan pengerasan kulit (seperti kapalan) yang muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Lesi ini bisa berwarna kemerahan atau kekuningan dan dapat berkembang menjadi kanker kulit.
3. Kanker Kulit
Paparan arsenik kronis adalah penyebab utama beberapa jenis kanker kulit, yang bisa muncul bertahun-tahun bahkan puluhan tahun setelah paparan berakhir. Jenis kanker yang paling umum terkait arsenik adalah:
- Karsinoma Sel Skuamosa (SCC)
- Karsinoma Sel Basal (BCC)
- Karsinoma Sel Merkel (juga dikaitkan dengan arsenik)
4. Penyakit Bowen (Karsinoma Sel Skuamosa in Situ)
Merupakan bentuk awal kanker kulit sel skuamosa yang muncul sebagai bercak merah, bersisik, dan menetap di kulit.
Dampak Arsenik pada Organ Dalam: Kerusakan Sistemik yang Tak Terlihat
Efek arsenik tidak berhenti di kulit. Racun ini menyebar melalui aliran darah dan merusak berbagai sistem organ.
1. Sistem Kardiovaskular (Jantung dan Pembuluh Darah)
- Penyakit Pembuluh Darah Perifer: Arsenik merusak pembuluh darah, terutama di kaki, menyebabkan sirkulasi darah buruk, nyeri, dan dalam kasus parah dapat menyebabkan gangren (kematian jaringan).
- Hipertensi: Meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
- Aterosklerosis: Mempercepat pengerasan dan penyempitan arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
2. Sistem Saraf
- Neuropati Perifer: Kerusakan saraf tepi yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan rasa terbakar di tangan dan kaki.
- Gangguan Kognitif: Paparan pada anak-anak dikaitkan dengan penurunan kecerdasan (IQ), memori, dan konsentrasi. Pada orang dewasa, dapat meningkatkan risiko gangguan neurologis.
3. Sistem Pernapasan
Menghirup arsenik dapat mengiritasi saluran pernapasan dan meningkatkan risiko penyakit seperti:
- Kanker Paru-paru
- Bronkitis Kronis
- PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
4. Hati
Hati berfungsi menyaring racun, termasuk arsenik. Beban racun yang terus-menerus dapat menyebabkan:
- Sirosis Hati: Jaringan parut pada hati yang mengganggu fungsinya.
- Hati Berlemak (Fatty Liver)
- Kanker Hati
5. Ginjal
Ginjal juga berperan dalam menyaring dan mengeluarkan arsenik. Kerusakan yang dapat terjadi termasuk:
- Gagal Ginjal
- Kanker Ginjal
6. Sistem Kencing: Kanker Kandung Kemih
Arsenik dikeluarkan dari tubuh melalui urine, sehingga kandung kemih menjadi organ yang sangat rentan. Paparan kronis secara signifikan meningkatkan risiko kanker kandung kemih.
7. Diabetes Mellitus
Studi menunjukkan bahwa paparan arsenik dapat mengganggu regulasi gula darah dan meningkatkan risiko berkembangnya Diabetes Tipe 2.
Pencegahan dan Penanganan
Kunci utama adalah pencegahan, karena efek kronis arsenik seringkali tidak dapat disembuhkan sepenuhnya.
- Pastikan Sumber Air Bersih: Gunakan filter air yang terbukti efektif menghilangkan arsenik (Reverse Osmosis/RO adalah yang terbaik). Uji kualitas air sumur secara berkala.
- Pilih Makanan dengan Bijak: Diversifikasi konsumsi biji-bijian selain beras. Cuci beras hingga bersih sebelum dimasak dan gunakan air yang banyak (lalu buang air sisa).
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Bagi pekerja di industri berisiko, penggunaan masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung adalah wajib.
- Hindari Rokok: Rokok mengandung sejumlah kecil arsenik.
- Konsultasi dengan Dokter: Jika Anda tinggal di daerah endemik arsenik atau memiliki kekhawatiran, konsultasikan dengan dokter. Diagnosis dini melalui pemeriksaan fisik dan tes urine/tubuh dapat membantu mengelola efek kesehatan.
Kesimpulan
Dampak arsenik pada tubuh manusia bersifat luas dan sistemik, mulai dari perubahan kulit yang terlihat hingga kerusakan organ dalam yang mematikan. Karena gejalanya sering kali baru muncul setelah bertahun-tahun, kewaspadaan dan tindakan pencegahan menjadi sangat penting. Dengan memahami sumber paparan dan cara menghindarinya, kita dapat meminimalkan risiko kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan oleh racun senyap ini.