Batuk yang tak kunjung reda, demam, dan rasa lemas yang mengganggu aktivitas seringkali dianggap sebagai flu biasa. Namun, ketika gejala ini berlarut-larut, bisa jadi itu adalah tanda dari kondisi yang lebih serius, seperti Tuberkulosis (TBC) atau Pneumonia. Meskipun sama-sama menyerang paru-paru dan memiliki gejala yang mirip, kedua penyakit ini memiliki penyebab, cara penularan, dan penanganan yang sangat berbeda. Kesalahan diagnosis dapat berakibat fatal dan memperparah kondisi.

Memahami perbedaan mendasar antara Tuberkulosis dan Pneumonia adalah langkah pertama yang krusial untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Mengenal Tuberkulosis (TBC): Infeksi yang Bersifat Kronis
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru (TBC paru) tetapi dapat juga menyebar ke organ lain seperti tulang, kelenjar getah bening, dan selaput otak (meningitis). Yang membedakan TBC adalah sifatnya yang kronis (berlangsung lama) dan membutuhkan pengobatan jangka panjang.
Ciri-Ciri dan Gejala Tuberkulosis (TBC)
Gejala TBC berkembang secara perlahan, seringkali dalam hitungan minggu hingga bulan. Gejala khasnya meliputi:
- Batuk Berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 2-3 minggu. Awalnya mungkin batuk kering, kemudian berkembang menjadi batuk berdahak bahkan batuk berdarah.
- Demam Ringan dan Berkeringat di Malam Hari: Demam tidak terlalu tinggi, lebih sering terjadi pada sore dan malam hari, dan disertai keringat deras yang membasahi pakaian.
- Penurunan Berat Badan dan Nafsu Makan: Penurunan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.
- Rasa Lelah dan Lemah (Malaise) yang terus-menerus.
- Nyeri Dada: Terasa saat bernapas dalam atau batuk.
Mengenal Pneumonia: Infeksi yang Bersifat Akut
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Kantung udara tersebut dapat dipenuhi dengan cairan atau nanah, menyebabkan batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Pneumonia bersifat akut, artinya gejalanya muncul relatif cepat dan parah.
Penyebab pneumonia lebih beragam, antara lain:
- Bakteri (paling umum Streptococcus pneumoniae)
- Virus (seperti virus influenza atau SARS-CoV-2)
- Jamur (lebih jarang, biasanya pada orang dengan imun lemah)
Ciri-Ciri dan Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia muncul dengan cepat, seringkali dalam hitungan hari. Gejalanya bisa sangat parah:
- Batuk Berdahak: Dahak kental dan bisa berwarna kuning, hijau, atau kecoklatan. Terkadang disertai darah.
- Demam Tinggi: Demam bisa sangat tinggi, menggigil, dan berkeringat.
- Sesak Napas: Napas terasa pendek dan cepat, bahkan saat beristirahat.
- Nyeri Dada yang Tajam: Nyeri seperti ditusuk, terutama saat menarik napas dalam atau batuk.
- Kelelahan yang Amat Sangat.
- Mual, Muntah, atau Diare (terutama pada pneumonia pada anak).
Tabel Perbedaan Utama: Tuberkulosis vs. Pneumonia
Aspek | Tuberkulosis (TBC) | Pneumonia |
---|---|---|
Penyebab | Bakteri Mycobacterium tuberculosis | Bakteri, Virus, Jamur |
Sifat Penyakit | Kronis (berkembang lambat, minggu-bulan) | Akut (berkembang cepat, hari) |
Gejala Khas | Batuk >2 minggu, keringat malam, berat badan turun | Demam tinggi, menggigil, sesak napas akut |
Karakteristik Batuk | Batuk lama, bisa berdarah | Batuk dengan dahak purulen (nanah) |
Penularan | Menular melalui udara (droplet) dari penderita TBC aktif | Umumnya tidak menular secara langsung seperti TBC |
Durasi Pengobatan | Lama (minimal 6-9 bulan) | Relatif singkat (1-2 minggu untuk bakteri) |
Diagnosis | Tes dahak (BTA), Tes Darah IGRA, Rontgen dada | Rontgen dada, Tes darah, Kultur dahak |
Diagnosis dan Pengobatan: Sangat Berbeda
Karena perbedaan penyebabnya, pendekatan diagnosis dan pengobatan untuk TBC dan Pneumonia pun tidak sama.
- Diagnosis TBC: Dokter akan melakukan pemeriksaan dahak untuk mencari basil tahan asam (BTA), tes darah IGRA atau Tuberculin Skin Test (Mantoux), serta rontgen dada untuk melihat gambaran khas infeksi TBC.
- Pengobatan TBC: Harus menggunakan kombinasi antibiotik khusus (seperti isoniazid, rifampisin, etambutol, pirazinamid) selama minimal 6 bulan. Pengobatan yang tidak tuntas menyebabkan resistensi obat (TBC RO/MDR).
- Diagnosis Pneumonia: Diagnosis biasanya ditegakkan melalui rontgen dada yang menunjukkan adanya cairan di paru, dilengkapi dengan tes darah (untuk melihat tanda infeksi) dan kultur dahak untuk mengidentifikasi kuman penyebab.
- Pengobatan Pneumonia: Bergantung pada penyebabnya. Pneumonia bakteri diobati dengan antibiotik (biasanya 1-2 minggu). Pneumonia virus diobati dengan obat antivirus dan terapi suportif. Istirahat dan hidrasi yang cukup sangat penting.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi ke dokter jika Anda atau keluarga mengalami:
- Batuk yang tidak kunjung membaik setelah lebih dari 2-3 minggu.
- Demam yang terus-menerus dan tidak turun.
- Sesak napas atau nyeri dada.
- Batuk berdarah.
- Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab.
Kesimpulan:
Meski gejala Tuberkulosis dan Pneumonia tampak serupa, keduanya adalah penyakit yang fundamentally berbeda. TBC adalah infeksi