Dalam catatan gemilang maupun kelam Dinasti Qing, terdapat banyak misteri yang hingga kini masih menyisakan tanya. Salah satu teka-teki terbesar yang mengguncang istana dan menjadi bahan perdebatan sejarawan adalah kematian Permaisuri Xiangong. Sosok permaisuri yang seharusnya berada di puncak kemuliaan ini justru menemui akhir hayat yang tragis dan penuh kontroversi. Siapa sebenarnya Permaisuri Xiangong? Apa yang menyebabkan kematiannya yang mendadak? Dan rahasia apa yang coba disembunyikan oleh tembok-tembok tinggi Istana Terlarang?

Artikel ini akan mengupas tuntas fakta sejarah, berbagai teori konspirasi, dan analisis mendalam untuk mengungkap kebenaran di balik Rahasia Kematian Permaisuri Xiangong.
Siapa Permaisuri Xiangong? Mengenal Sang Permaisuri dari Klan Nara
Sebelum menyelami misteri kematiannya, penting untuk memahami identitasnya. Permaisuri Xiangong (孝敬宪皇后) adalah permaisuri utama dari Kaisar Yongzheng, kaisar kelima Dinasti Qing yang terkenal tegas dan efisien. Nama marganya adalah Ulanara, atau sering disingkat Nara.
Dia dinikahkan oleh Kaisar Kangxi (ayah Yongzheng) kepada Yongzheng yang saat itu masih menjadi Pangeran Yong pada tahun 1691. Ia diberikan gelar Side Fujin (Istri Utama Side). Sejak menjadi istri utama Yongzheng, dia dikenal sebagai seorang yang bijaksana, rendah hati, dan sangat menghormati keluarga kekaisaran. Dia melahirkan putra pertama Yongzheng, Honghui, yang sayangnya meninggal dunia pada usia muda (8 tahun) pada tahun 1704. Setelah itu, dia tidak memiliki keturunan lagi.
Ketika Yongzheng naik takhta pada tahun 1722, dia secara resmi dinobatkan sebagai Permaisuri, dan diberikan gelar Permaisuri Xiangong setelah kematiannya. Gelar “Xiaogong” sendiri bermakna “Berbakti dan Hormat”, sebuah gelar yang mencerminkan penilaian istana terhadap karakternya selama hidup.
Kronologi Kematian yang Menggemparkan
Permaisuri Xiangong meninggal dunia secara mendadak pada tanggal 29 September 1731 (pada tahun ke-9 masa pemerintahan Yongzheng) di Istana Kuning Lama (Old Summer Palace).
Kematiannya tercatat dalam Qing Shilu (Catatan Sejarah Qing) dengan sangat sederhana dan formal, hanya menyatakan bahwa sang permaisuri telah wafat. Kaisar Yongzheng sendiri, yang dikenal sebagai seorang workaholic dan jarang terlibat dalam upacara besar, menunjukkan sikap berkabung yang sangat dalam.
Beberapa tindakan Yongzheng pasca kematian istrinya menuai tanya:
- Berkabung Intens: Yongzheng membatalkan semua pertemuan kenegaraan selama lima hari dan mengenakan pakaian berkabung.
- Pemakaman Megah: Sang permaisuri dimakamkan di Kompleks Makam Qing Barat (Western Qing Tombs), di pemakaman yang kelak menjadi makam Yongzheng sendiri, Tailing.
- Gelar Kehormatan: Yongzheng menganugerahinya gelar anumerta lengkap: Permaisuri Xiaogong Xiankang Ciming Dunyi Ruihui Wende Queen (孝敬恭和懿順昭惠佐天翊聖憲皇后).
Namun, di balik kesedihan resmi yang tercatat itu, tersembunyi gelombang rumor dan spekulasi yang justru menceritakan kisah yang sangat berbeda.
Teori-Teori di Balik Misteri Kematian Permaisuri Xiangong
Ketiadaan catatan medis yang jelas dan sifat tertutup istana memberi ruang bagi berbagai teori. Berikut adalah beberapa teori paling terkenal yang mencoba menjawab Rahasia Kematian Permaisuri Xiangong:
1. Teori Kematian Alami (Penyakit)
Ini adalah penjelasan resmi yang paling mungkin diterima. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Permaisuri Xiangong telah lama menderita penyakit kronis. Duka atas kematian putra tunggalnya bertahun-tahun sebelumnya diduga telah melemahkan kondisi fisik dan jiwanya. Tekanan sebagai permaisuri di istana Yongzheng yang penuh intrik juga bisa menjadi faktor penyebab penyakitnya. Kematiannya yang mendadak bisa saja disebabkan oleh stroke, serangan jantung, atau penyakit mematikan lainnya yang umum pada zaman itu.
2. Teori Konspirasi Politik & Percobaan Pembunuhan
Yongzheng adalah kaisar yang naik takhta setelah persaingan suksesi yang sengit dan berdarah. Banyak musuh politiknya yang disingkirkan. Teori ini menyebutkan bahwa kematian permaisuri mungkin terkait dengan konspirasi politik yang lebih besar. Mungkinkah dia diracun oleh faksi oposisi yang ingin melemahkan kaisar? Atau mungkin dia mengetahui rahasia negara yang terlalu berbahaya? Namun, teori ini kurang didukung bukti kuat.
3. Teori Perselisihan Istana dengan Selir Terkemuka
Ini adalah teori yang paling populer dalam drama dan fiksi, terutama terkait dengan Selir Nian, selir yang sangat disayangi Yongzheng. Selir Nian berasal dari keluarga kuat dan sangat berkuasa. Konon, terjadi persaingan sengit antara Permaisuri Xiangong dan Selir Nian. Dalam beberapa versi cerita, Selir Nian-lah yang diduga melakukan persekongkolan jahat atau bahkan meracuni sang permaisuri untuk merebut posisi tertinggi di istana. Meski dramatis, tidak ada bukti sejarah yang mendukung klaim ini. Selir Nian sendiri meninggal beberapa tahun setelah Permaisuri Xiangong.
4. Teori Bunuh Diri karena Tekanan Batin
Teori lain yang suram adalah kemungkinan bunuh diri. Kehilangan anak satu-satunya adalah pukulan berat bagi seorang ibu dan permaisuri yang membutuhkan penerus. Ditambah dengan kehidupan istana yang kaku, dingin, dan penuh tekanan, mungkin saja sang permaisuri mengalami depresi berat yang berujung pada keputusasaan. Namun, bunuh diri di lingkungan kekaisaran dianggap sebagai aib besar dan hampir mustahil untuk dicatat secara resmi, sehingga penutupannya akan sangat rapat.
Fakta vs. Fiksi: Mana yang Lebih Mendekati Kebenaran?
Drama-drama televisi seperti “Empresses in the Palace” (甄嬛传) telah mempopulerkan narasi bahwa Permaisuri Xiangong (yang sering digambarkan sebagai “Ratu Nara” yang jahat) tewas karena konspirasi selir-selir lain atau karena dijatuhkan oleh Kaisar Yongzheng. Penting untuk dicatat bahwa penggambaran ini adalah fiksi.
Dalam catatan sejarah resmi, Permaisuri Xiangong digambarkan sebagai figur yang berbudi luhur dan dihormati. Yongzheng sendiri, dalam pernyataannya, memuji kebajikan dan pelayanannya yang tanpa cacat. Tidak ada indikasi bahwa dia terlibat dalam intrik istana yang kejam seperti yang digambarkan dalam drama.
Dengan mempertimbangkan semua teori, penyebab kematian alami due to illness adalah yang paling masuk akal dan didukung oleh sebagian besar sejarawan serius. Kehidupan di istana, meski mewah, sangat menegangkan. Kurangnya kebersihan, pengetahuan medis yang terbatas, dan beban psikologis yang berat dapat dengan mudah merenggut nyawa seseorang, bahkan seorang permaisuri.
Warisan dan Penutup: Sebuah Misteri yang Tetap Abadi
Kematian Permaisuri Xiangong mungkin永远不会 akan terungkap sepenuhnya. Tembok Istana Terlarang telah berhasil menyimpan rahasianya dengan baik selama hampir tiga abad. Apa yang tersisa adalah warisan seorang wanita yang hidupnya diwarnai oleh kemuliaan, tragedi pribadi, dan akhir yang misterius.
Dia mungkin bukanlah “Ratu yang jahat” seperti dalam drama, tetapi lebih sebagai korban dari sistem istana yang keras dan kejam pada masanya. Rahasia kematiannya yang sesungguhnya telah terkubur bersama dirinya di dalam Makam Tailing, menjadi bagian dari legenda dan misteri abadi yang terus memesona para pencinta sejarah Tiongkok.
Pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa di balik kemegahan kekaisaran dan kekuasaan, seringkali tersembunyi kisah-kisah manusiawi tentang penderitaan, kesedihan, dan misteri yang tak terpecahkan. Permaisuri Xiangong akan selalu dikenang bukan hanya sebagai permaisuri Kaisar Yongzheng, tetapi juga sebagai salah satu misteri terbesar Dinasti Qing.