Dalam beberapa tahun terakhir, tren mengonsumsi susu mentah (raw milk) kembali populer. Banyak klaim yang menyebutkan bahwa susu yang tidak melalui proses pasteurisasi ini lebih alami, bergizi tinggi, dan memiliki segudang manfaat kesehatan. Namun, di balik klaim tersebut, otoritas kesehatan seperti FDA (Badai Pengawas Obat dan Makanan AS) dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) secara tegas memperingatkan konsumsinya.

Lalu, mana yang benar? Apakah susu mentah benar-benar lebih unggul atau justru menyimpan bahaya yang mengancam? Artikel ini akan mengupas tuntas mitos dan fakta seputar susu mentah berdasarkan bukti ilmiah.
Apa Itu Susu Mentah?
Susu mentah adalah susu yang berasal dari hewan perah (sapi, kambing, domba) yang tidak melalui proses pasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu dengan suhu tertentu dalam waktu singkat (biasanya 72°C selama 15 detik) dengan tujuan membunuh bakteri, virus, dan patogen berbahaya lainnya tanpa merusak nilai gizi susu secara signifikan.
Pendukung susu mentah percaya bahwa proses pasteurisasi justru menghancurkan enzim alami, protein, dan bakteri baik yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, benarkah demikian?
Mitos vs. Fakta Seputar Susu Mentah
Mari kita telusuri klaim-klaim populer tentang susu mentah dan bandingkan dengan fakta ilmiahnya.
Mitos 1: Susu Mentah Lebih Bergizi
Klaim: Pasteurisasi dianggap menghancurkan vitamin, enzim, dan protein yang penting, sehingga membuat susu pasteurisasi “tidak hidup” dan kurang bergizi.
Fakta: Penelitian ilmiah consistently menunjukkan bahwa perbedaan nilai gizi antara susu mentah dan susu pasteurisasi sangat kecil dan tidak signifikan secara klinis. Pasteurisasi dapat mengurangi kadar beberapa vitamin (seperti vitamin B1, B6, B12, C, dan folat) dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi susu bukanlah sumber utama vitamin-vitamin tersebut. Sementara itu, kandungan protein, kalsium, dan vitamin D (yang ditambahkan) tetap utuh. Keuntungan gizi yang kecil ini tidak sebanding dengan risiko kesehatan yang besar.
Mitos 2: Susu Mentah Mengandung Enzim dan Probiotik yang Bermanfaat
Klaim: Susu mentah mengandung enzim seperti lipase dan lactase yang membantu pencernaan, serta probiotik alami untuk kesehatan usus.
Fakta: Memang benar, susu mentah mengandung enzim dan bakteri. Namun, masalahnya adalah kita tidak bisa memilih hanya bakteri “baik”-nya saja. Susu mentah juga sangat mungkin mengandung bakteri jahat seperti E. coli, Salmonella, Listeria, dan Campylobacter. Enzim lactase alami dalam susu mentah juga tidak dalam jumlah yang cukup untuk membantu orang dengan intoleransi laktosa mencerna laktosa dengan efektif.
Mitos 3: Susu Mentah Aman Selama Bersumber dari Peternakan yang Bersih dan Terpercaya
Klaim: Jika hewan sehat dan proses pemerahan bersih, susu mentah akan aman dikonsumsi.
Fakta: Ini adalah mitos yang paling berbahaya. Hewan yang terlihat sehat pun dapat membawa patogen berbahaya di dalam kotoran, kulit, atau ambingnya. Kontaminasi dapat terjadi kapan saja, bahkan dalam lingkungan peternakan yang paling bersih sekalipun. Pasteurisasi adalah satu-satunya metode yang efektif untuk membunuh patogen-patogen ini. Kebersihan tidak menjamin keamanan.
Mitos 4: Susu Mentah Dapat Mencegah Alergi dan Asma
Klaim: Beberapa studi observasional (terutama di pedesaan) menghubungkan konsumsi susu mentah dengan penurunan risiko alergi dan asma pada anak.
Fakta: Penelitian ini bersifat korelatif, bukan sebab-akibat. Bisa jadi anak-anak yang minum susu mentah tinggal di lingkungan pertanian yang justru melatih sistem imun mereka (Hygiene Hypothesis), bukan karena susunya. Para peneliti sendiri tidak merekomendasikan susu mentah sebagai tindakan pencegahan karena risikonya jauh lebih besar daripada potensi manfaat yang belum terbukti.
Bahaya dan Risiko Kesehatan Susu Mentah yang Nyata
Inilah fakta keras yang tidak bisa diabaikan. Susu adalah medium yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Tanpa pasteurisasi, bakteri berbahaya dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit serius, terutama pada kelompok rentan.
Patogen Berbahaya yang Sering Ditemukan dalam Susu Mentah:
- E. coli O157:H7: Dapat menyebabkan diare berdarah parah, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
- Salmonella: Menyebabkan kram perut yang menyiksa, diare, demam, dan muntah.
- Listeria monocytogenes: Sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau penyakit parah pada bayi baru lahir.
- Campylobacter: Penyebab utama diare akibat bakteri dan dapat memicu komplikasi seperti sindrom Guillain-Barré (kelumpuhan).
Kelompok yang Paling Berisiko:
- Anak-anak, terutama balita, karena sistem imun mereka yang masih berkembang.
- Wanita hamil, karena risiko terhadap janin yang dikandung.
- Lansia, dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun.
- Individu dengan sistem imun lemah, seperti penderita kanker, HIV/AIDS, atau penerima transplantasi organ.
Kesimpulan: Pilihan yang Aman dan Bijak
Setelah menimbang semua mitos dan fakta, bukti ilmiah dengan jelas menyatakan bahwa mengonsumsi susu mentah memiliki risiko yang jauh lebih besar daripada potensi manfaatnya. Pasteurisasi adalah salah satu pencapaian terbesar dalam kesehatan masyarakat yang telah terbukti mencegah jutaan kasus penyakit.
Klaim-klaim kesehatan tentang susu mentah sebagian besar tidak didukung oleh sains yang kuat dan seringkali berasal dari anecdotal evidence (kesaksian individu). Jika Anda menginginkan susu dengan gizi terbaik, pilihlah susu pasteurisasi yang telah diperkaya dengan vitamin D. Untuk kesehatan usus, dapatkan probiotik dari sumber yang aman dan teruji seperti yogurt, kefir, atau kombucha yang telah dipasteurisasi terlebih dahulu.
Jangan biarkan mitos dan tren mengorbankan kesehatan Anda dan keluarga. Pilihan yang aman adalah pilihan yang bijak.