Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi ancaman serius bagi peternak di Indonesia. Penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus ini menyebar dengan sangat cepat dan menyerang ternak berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat besar, mulai dari penurunan berat badan, penurunan produksi susu, hingga kematian pada hewan ternak muda. Dalam situasi wabah PMK seperti sekarang, pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan dini adalah kunci untuk melindungi aset peternakan Anda.

Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit viral yang sangat menular pada hewan berkuku belah (genap). Virus penyebab PMK termasuk dalam genus Aphthovirus keluarga Picornaviridae. Penting untuk ditekankan bahwa PMK tidak sama dengan penyakit Kuku dan Mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease/HFMD) yang menyerang manusia. PMK pada hewan sangat jarang ditularkan ke manusia dan tidak menular melalui konsumsi daging yang dimasak dengan benar.
Gejala Klinis Wabah PMK pada Ternak
Mengenali gejala PMK sedini mungkin sangat penting untuk mencegah penularan yang lebih luas. Gejala umum yang muncul antara lain:
- Demam Tinggi: Hewan mengalami peningkatan suhu tubuh secara signifikan (>39.5°C).
- Lepuh/Lepuhan (Blisters): Muncul lepuh berisi cairan di sekitar mulut, lidah, gusi, moncong, serta di kulit sekitar kuku dan di sela-sela kuku.
- Air Liur Berlebihan: Hewan sering mengeluarkan air liur berbusa akibat lepuh yang pecah di dalam mulut yang menyebabkan sariawan parah dan nyeri.
- Pincang dan Enggan Berdiri: Lepuh di sekitar kuku menyebabkan rasa sakit yang hebat, membuat hewan pincang, enggan bergerak, dan lebih banyak berbaring.
- Kehilangan Nafsu Makan: Nyeri di mulut menyebabkan hewan enggan makan dan minum, berujung pada penurunan berat badan yang drastis.
- Produksi Susu Menurun Drastis: Pada sapi perah, terjadi penurunan produksi susu yang sangat signifikan.
- Kematian pada Anak Ternak: Anak ternak (pedet, anak kambing/domba) sering mengalami kematian mendadak akibat miokarditis (radang otot jantung) yang disebabkan oleh virus.
Bagaimana Wabah PMK Menyebar?
Virus PMK sangat mudah menyebar melalui berbagai cara:
- Kontak Langsung: Kontak antara hewan sakit dan hewan sehat melalui droplet (ludah), leleran hidung, dan cairan dari lepuh yang pecah.
- Tidak Langsung (Fomites): Melalui kontaminasi pada pakaian, sepatu, roda kendaraan, peralatan kandang, dan alas kandang yang terpapar virus.
- Udara (Airborne): Virus dapat menyebar melalui angin, terutama dalam kondisi lingkungan yang mendukung (suhu rendah dan kelembaban tinggi).
- Pakan dan Air yang Terkontaminasi: Sisa pakan dan minuman dari hewan sakit dapat menjadi sumber penularan.
- Produk Ternak yang Terkontaminasi: Daging, susu, tulang, kulit, dan lainnya dari hewan terinfeksi yang tidak diolah dengan benar.
Langkah-Langkah Strategis Melindungi Ternak dari Wabah PMK
Pencegahan adalah tindakan terpenting dan paling efektif. Berikut adalah langkah-langkah biosekuriti ketat yang harus diterapkan:
1. Karantina dan Pembatasan Akses
- Isolasi Hewan Baru: Selalu karantina hewan baru yang masuk ke peternakan selama minimal 14 hari, jauh dari kandang utama.
- Batas Pengunjung: Batasi orang yang masuk ke area kandang. Wajibkan setiap pengunjung untuk mencuci tangan, menggunakan disinfektan kaki (foot dip), dan mengenakan pakaian dan sepatu khusus kandang.
2. Penerapan Biosekuriti Ketat
- Disinfeksi Rutin: Lakukan disinfeksi berkala pada seluruh area kandang, peralatan, dan kendaraan yang keluar-masuk peternakan. Gunakan disinfektan yang efektif melawan virus PMK (seperti asam sitrat, sodium karbonat, virkon, dll.).
- Foot Bath (Kolam Celup Kaki): Sediakan bak berisi disinfektan di setiap pintu masuk kandang dan wajibkan setiap orang mencukur sepatunya sebelum masuk.
- Kendali Hama: Kendalikan lalat, tikus, dan burung yang berpotensi menjadi pembawa (vektor) mekanis virus.
3. Vaksinasi
- Ikuti Program Vaksinasi Pemerintah: Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Ikuti dan dukung program vaksinasi massal yang dicanangkan oleh dinas peternakan setempat. Pastikan ternak Anda mendapatkan vaksinasi lengkap sesuai jadwal.
4. Peningkatan Kesehatan Umum Ternak
- Pemberian Pakan Bergizi: Berikan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak terhadap penyakit.
- Manajemen Kandang yang Baik: Pastikan kandang memiliki sirkulasi udara yang baik, tidak lembab, dan tidak overcrowded (terlalu padat).
Jika Ternak Sudah Terinfeksi Wabah PMK: Apa yang Harus Dilakukan?
- LAPORKAN SEGERA! PMK adalah penyakit yang wajib dilaporkan. Segera hubungi dinas peternakan atau dokter hewan setempat jika menemukan gejala. Jangan disembunyikan karena akan memperparah penyebaran.
- Isolasi Hewan Sakit: Pisahkan hewan yang sakit dari kelompok yang masih sehat.
- Perawatan Suportif: Lakukan perawatan berdasarkan rekomendasi dokter hewan. Fokus pada:
- Pemberian Obat: Obat penghilang rasa sakit dan peradangan, serta antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder pada luka.
- Pemberian Pakan Lunak: Berikan pakan yang mudah dicerna seperti hijauan muda, konsentrat basah, atau rumput yang dicacah.
- Hidrasi: Pastikan hewan tetap minum air bersih untuk menghindari dehidrasi. Jika perlu, berikan air minum yang diberi gula dan garam.
- Disinfeksi Intensif: Lakukan disinfeksi menyeluruh pada kandang hewan sakit, peralatan, dan pakaian yang digunakan.
Kesimpulan
Menghadapi wabah PMK membutuhkan kewaspadaan, kedisiplinan, dan kerjasama dari semua pihak, mulai dari peternak, pemerintah, hingga seluruh masyarakat. Dengan menerapkan biosekuriti yang ketat, mendukung program vaksinasi, dan melakukan pelaporan yang cepat dan transparan, kita dapat bersama-sama memutus mata rantai penularan dan melindungi ternak kita dari kerugian yang lebih besar. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Lindungi ternak Anda, lindungi livelihood Anda.