Pernahkah Anda mendengar kedua istilah ini dan merasa bingung? Meski terdengar mirip, mitosis dan rematik adalah dua hal yang sama sekali berbeda, berada di bidang ilmu yang berbeda, dan memiliki implikasi yang sangat berlawanan bagi kesehatan. Kesalahan memahami keduanya bisa berakibat fatal.

Artikel ini akan menjelaskan perbedaan mendasar antara mitosis dan rematik, mulai dari pengertian, penyebab, hingga bagaimana cara mengatasi kondisi yang terkait, khususnya penyakit rematik.
Apa Itu Mitosis? Proses Kehidupan Dasar
Mitosis adalah istilah dari dunia biologi sel. Ini merupakan proses pembelahan sel yang fundamental dan sangat teratur. Tujuan utama mitosis adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pergantian sel-sel tubuh yang rusak atau sudah tua.
Bayangkan seperti ini: Ketika seorang anak tumbuh tinggi, atau ketika luka di kulit Anda sembuh, di situlah mitosis terjadi dengan aktif. Sel-sel membelah diri untuk menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induknya, masing-masing dengan jumlah kromosom yang sama.
Ciri-ciri Mitosis:
- Proses Normal: Mitosis adalah proses sehat dan diperlukan untuk kelangsungan hidup.
- Terkendali: Pembelahan ini diatur ketat oleh tubuh. Jika terjadi kesalahan, sel biasanya akan menjalani perbaikan atau penghancuran diri (apoptosis).
- Hasilnya Dua Sel Identik: Menghasilkan sel baru yang sama persis untuk mempertahankan fungsi jaringan.
Kesimpulan: Mitosis adalah proses alami dan vital yang menandakan tubuh berfungsi dengan baik.
Apa Itu Rematik? Penyakit Autoimun yang Menyerang Sendi
Sementara itu, Rematik atau dalam dunia medis sering disebut Rheumatoid Arthritis (RA), adalah sebuah penyakit. Ini adalah kondisi kronis (jangka panjang) di mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya pada membran sinovial (lapisan pelindung sendi).
Serangan ini menyebabkan peradangan, yang memunculkan gejala-gejala yang menyakitkan.
Gejala Khas Rematik (Rheumatoid Arthritis):
- Nyeri Sendi: Rasa sakit yang berdenyut dan biasanya lebih buruk di pagi hari atau setelah duduk lama.
- Kekakuan Sendi: Kekakuan yang bisa berlangsung lebih dari 30 menit, terutama morning stiffness (kaku di pagi hari).
- Pembengkakan dan Kemerahan: Sendi yang meradang akan terlihat bengkak dan hangat saat disentuh.
- Penurunan Fungsi: Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti memegang gelas, menulis, atau berjalan.
- Gejala Sistemik: Pada beberapa orang, rematik dapat disertai kelelahan ekstrem, demam ringan, dan penurunan nafsu makan.
Kesimpulan: Rematik adalah penyakit autoimun yang abnormal yang menyebabkan kerusakan dan perlu penanganan serius.
Tabel Perbandingan Mitosis vs Rematik
Aspek | Mitosis | Rematik (Rheumatoid Arthritis) |
---|---|---|
Pengertian | Proses pembelahan sel yang normal dan sehat. | Penyakit autoimun kronis yang menyerang sendi. |
Kategori | Biologi Sel / Fisiologi Normal. | Patologi / Ilmu Penyakit. |
Penyebab | Diatur oleh siklus sel alami tubuh untuk growth dan repair. | Gangguan sistem imun (autoimun), faktor genetik dan lingkungan. |
Dampak | Positif: Pertumbuhan dan perbaikan jaringan. | Negatif: Peradangan, nyeri, kerusakan sendi, dan kecacatan. |
“Keterkaitan” | Tidak ada hubungan langsung sebagai penyebab rematik. Justru, peradangan pada rematik melibatkan sel-sel imun yang aktif membelah. | Penyakit yang memengaruhi jaringan, bukan proses seluler dasar seperti mitosis. |
Cara Mengatasi dan Mengelola Rematik (Rheumatoid Arthritis)
Karena mitosis adalah proses normal, yang perlu “diatasi” adalah penyakit rematiknya. Pengobatan rematik bertujuan untuk mengendalikan peradangan, meredakan gejala, mencegah kerusakan sendi, dan mempertahankan kualitas hidup pasien.
1. Penanganan Medis oleh Dokter
Konsultasi dengan dokter spesialis rheumatologi adalah langkah terpenting. Penanganan biasanya meliputi:
- Obat-Obatan:
- NSAID: Untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Kortikosteroid: Untuk meredakan peradangan berat dengan cepat.
- DMARDs (Disease-Modifying Antirheumatic Drugs): Seperti Methotrexate, untuk memperlambat progresi penyakit.
- Terapi Biologis: Menargetkan bagian spesifik dari sistem imun yang hiperaktif.
- Terapi Okupasi dan Fisik: Membantu melatih sendi, memperkuat otot di sekitar sendi, dan mempelajari cara melakukan aktivitas tanpa membebani sendi.
2. Perubahan Gaya Hidup
- Olahraga Teratur: Latihan low-impact seperti berenang, bersepeda, atau jalan kaki dapat meningkatkan kelenturan sendi dan mengurangi kekakuan.
- Diet Seimbang: Konsumsi makanan anti-inflamasi seperti ikan yang kaya omega-3 (salmon, tuna), buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Batasi makanan pro-inflamasi seperti gula olahan dan lemak jenuh.
- Manajemen Berat Badan: Menjaga berat badan ideal mengurangi tekanan pada sendi yang menahan beban (lutut, pinggul, pergelangan kaki).
- Istirahat yang Cukup: Kelelahan dapat memperburuk gejala rematik.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada rematik, seperti:
- Nyeri dan bengkak pada beberapa sendi.
- Kekakuan sendi di pagi hari yang berlangsung lama.
- Gejala yang sama pada sendi di kedua sisi tubuh (simetris).
- Gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kesimpulan
Jadi, mitosis dan rematik adalah dua konsep yang tidak bisa dibandingkan secara langsung. Mitosis adalah proses kehidupan yang baik, sementara rematik adalah penyakit yang perlu diwaspadai. Memahami perbedaan ini adalah langkah pertama untuk mengambil tindakan yang tepat. Jika Anda mencurigai adanya gejala rematik, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Diagnosis dan penanganan dini adalah kunci untuk mengendalikan penyakit ini dan menjaga kualitas hidup Anda.